Take a fresh look at your lifestyle.

200 Perusahaan Sawit Ditarget Dapat Sertifikat ISPO

0 1,183

ICE-PO 2013Jakartakita.com – Pemerintah menggandeng pihak-pihak terkait untuk menyatukan komitmen dalam hal pelaksanaan sertifikasi kebun kelapa sawit ramah lingkungan atau Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO). Hal ini merupakan suatu kebijakan, yang diambil oleh pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementrian Pertanian, dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia dan ikut berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan. Sebanyak 200 perusahaan ditargetkan mendapatkan sertifikat ISPO pada tahun ini.

“Sertifikasi ISPO merupakan bukti nyata bahwa pengembangan kelapa sawit telah mengikuti kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan. Dengan adanya sertifikat tersebut, maka sebuah perusahaan sawit telah menjalankan proses produksi dengan tidak hanya memperhatikan faktor ekonomi, tetapi juga faktor ekologi dan sosial,” kata Suswono, dalam jumpa pers di acara International Conference and Exhibition on Palm Oil 2013 (ICE-PO 2013), di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (7/5) siang.

Related Posts
1 daripada 6,498

Suswono menambahkan, sertifikat ISPO bersifat mandatory atau wajib. Hal ini berbeda dengan RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) yang sifatnya untuk memenuhi permintaan pasar dan bersifat voluntary.

Indonesia sendiri, saat ini tidak sekadar menjadi negara penghasil terbesar minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) tetapi juga menjadi yang teratas dalam hal konsumsi CPO. Menurut catatan Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), tahun ini Indonesia akan menjadi konsumen minyak sawit terbesar di dunia dengan konsumsi CPO sekitar 9,2 juta ton. Hal tersebut sebagai imbas dari meningkatnya industri hilir seperti pabrik biodiesel dan oleokimia yang mampu menyerap jutaan ton CPO dan palm kernel oil (PKO) sebagai bahan baku.

“Untuk produksi sawit, diperkirakan tahun 2013 ini mencapai 28 juta ton. Dengan konsumsi sebesar 9,2 juta ton maka sisa 19 juta ton akan diekspor ke berbagai negara terutama India, China, dan Uni Eropa. Adapun serapan pasar domestik sebarannya adalah 5,7 juta ton untuk bahan makanan dan 3,5 juta ton untuk industri,” jelas Derom Bangun, Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) disela-sela acara.

Tinggalkan komen