Take a fresh look at your lifestyle.

Ada Hujan Es Batu di Jakarta

0 960
dok: Melissavanreytein
dok: Melissavanreytein

Jakartakita.com: Jagat Twitter, Selasa (22/4/2014) sore ini, dihebohkan oleh fenomena hujan es batu yang terjadi di sejumlah wilayah di Jakarta. Butiran es yang turun tampak berukuran besar.

Akun Twitter Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta melaporkan bahwa di wilayah Kebon Jeruk dan sekitarnya terjadi hujan es disertai angin yang sangat kencang. Hujan es batu dilaporkan juga terjadi di sekitar wilayah Kemanggisan, Kembangan, Kedoya, dan Karawaci.

Banyaknya masyarakat yang memposting foto maupun kicauan di Twitter membuat perbincangan ini menjadi trending topic dengan trends ‘Hujan Es’ di peringkat delapan.

“Hujan batu es, subhanallah with Nugrah and Nilam at rawa belong”, @jarefajar.

“Dirumah gua hujan es batu. Pantes berisik banget. Mungkin sebentar lg salju”, ujar @aggymaulidya

“Subhanallah tanjung duren hujan es”,  @NoniEvayanti.

Related Posts
1 daripada 4,928

“Kebon Jeruk hujan ES”, @kemaleee.

Foto-foto es yang turun pun menyebar cepat di linimasa. Tidak hanya sebesar kerikil, beberapa orang bahkan mem-posting es yang seukuran bongkahan batu.

Bagaimana fenomena hujan es bisa terjadi? Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Edvin Aldrian mengatakan, hujan es di Jakarta hari ini dapat disebabkan oleh paduan berbagai faktor.

“Pada siang hari seperti ini, terjadi angin laut. Saat ini, angin laut bergerak lebih cepat sehingga bisa menembus ketinggian lebih tinggi dari biasanya, mencapai freezing level,” ujar Edvin.

Edvin mengungkapkan, freezing level terasa di ketinggian 13.000 kaki. “Ketika angin bergerak sangat cepat mencapai wilayah lebih tinggi, yang terjadi uap air mengalami sublimasi, dan akhirnya turun menjadi hujan es,” imbuhnya.

Edvin menambahkan, faktor lain yang memicu adalah adanya angin yang bergerak dari daerah lebih tinggi di wilayah selatan DKI Jakarta.

“Angin ini bisa memblokade angin laut dan membuatnya bergerak ke wilayah lebih tinggi,” papar Edwin. (Risma)

Tinggalkan komen