Take a fresh look at your lifestyle.

Filter Air Jawab Ancaman Penurunan Kualitas Air Akibat Banjir

0 1,426

foto1

Jakartakita.com – Tingginya curah hujan beberapa hari ini, membuat khawatir masyarakat di daerah-daerah yang sering menjadi ‘langganan’ banjir. Terutama beberapa titik di wilayah Ibukota, Jakarta. Pasalnya, akibat dari banjir tersebut, selain kerugian social yang dialami, juga menyebabkan kualitas air tanah jadi menurun.

“Jadi kalau kita mengambil air tersebut, sebenarnya air tanah yang sudah tercemar dengan air hujan di permukaan, yang meresap ke dalam tanah. Dampaknya secara langsung, kualitas air tanah menjadi buruk,” kata Business Development HYDRO, Budi Suswanto, dalam siaran pers yang dirilis Rabu (14/1).

Lebih lanjut dijelaskan, cara yang bisa digunakan untuk mendapatkan air bersih, bisa dengan membeli air bersih yang sudah ada di pasaran. Ada beberapa merek terkenal yang bisa digunakan. Bisa juga mendapatkannya dari pedagang air keliling. Hanya saja, air dari pedagang keliling tersebut, patut kita pertanyakan asalnya.

Related Posts
1 daripada 6,411

Membeli air, sambungnya, tentu saja membutuhkan biaya yang banyak. Satu galon air kemasan merek terkenal misalnya, dibeli dengan harga Rp 15.000 – Rp 17.000. Apalagi kalau air digunakan untuk kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus).

Asri Sumarni, Business Development PT HYDRO water technology menambahkan, cara lain yang bisa digunakan, dengan menggunakan filter air HYDRO 6000 yang bisa digunakan untuk memfilter air sumur yang tercemar, dan air hujan, hingga menjadi layak konsumsi.

“Memang mahal pada investasi awalnya, tapi produk ini bisa digunakan terus menerus. Dan kalau dihitung biaya, relatif lebih murah sebenarnya,” ucapnya berpromosi.

Adapun alat penjernih air ini berkapasitas 6000 liter sehari. Bisa digunakan sampai 8 orang anggota keluarga.

Pilihannya, kini tergantung Anda. Mau pilih tetap membeli air bersih, atau menggunakan filter air? Yang pasti, permasalahan banjir tidak akan cukup diselesaikan dalam waktu sebentar.

 

Tinggalkan komen