Take a fresh look at your lifestyle.

Devi Asmadiredja, Perempuan Pengembara di Pegunungan Kaukasus

0 1,232
dok: traveloak
dok: traveloak

Jakartakita.com: Nasib orang di masa depan memang tidak ada yang tahu.Begitupun yang dialami oleh Devi Asmadiredja.Dia tidak pernah menyangka wanita yang dahulu hanya perempuan rumahan, harus mengembara di pegunungan Kaukasus dekat perbatasan Checnya Rusia.

Devi Asmadiredja, perempuan berdarah Indonesia yang memiliki kewarganegaraan Jerman. Empat tahun silam, dia masih menjalani takdirnya sebagai seorang istri dan ibu dari ketiga anaknya yang masih berusia 5, 8 dan 12 tahun. Hingga awal tahun 2011, tiba-tiba sang suami mengatakan kalau tidak lagi cinta kepadanya.

Belum habis rasa kaget Devi, sang suami mengusirnya dengan memberi tiket pesawat ke kota terpencil di Pankisi Gorge, di perbatasan Georgia dan Chechnya Rusia, yang berjarak 3.000 kilometer dari rumah mereka. Sang suami berdalih ingin Devi belajar bahasa nenek moyang sang suami yang orang Chechen. Devi juga dibekali uang alakadarnya.

Devi yang belum pernah berpergian sendiri apalagi ke tempat yang asing merasa ketakutan. Namun, dia menuruti juga perintah suaminya.

Related Posts
1 daripada 3,301

Devi pun menjalani takdirnya mengembara di pegunungan terpencil suku Chechen. Tanpa memiliki kenalan siapapun, dan Devi sama sekali buta tentang Chechen. Namun, lambat laun Devi mahir berbahasa Chechen. Bahkan warga setempat memberinya nama baru, yaitu Khedi. Khedi adalah kependekan dari Khedijah, istri dari Nabi Muhammad SAW.

Devi pun sejenak mulai menikmati hidup barunya di tengah-tengah suku Chechen. Hingga beberapa orang Chechen mencurigainya sebagai mata-mata Rusia. Maka Devi pun diusir dari perkampungan. Devi pun hidup terlunta-lunta. Berpindah dari satu pondok ke pondok kosong lainnya di tengah pegunungan bersalju. Devi terbiasa tidak makan berhari-hari.

Tanpa sepeser pun uang di kantong, air bersih, bekal makanan, menembus pegunungan bersalju dengan penghangat tubuh seadanya. Devi sengaja terus berjalan demi menghangatkan tubuh. Devi bertahan demi mempertahankan hidup. Penderitaan tersebut masih belum seberapa, bila dibandingkan rasa rindunya yang teramat pada ketiga anaknya.

Tanpa sadar Devi sudah turun naik gunung, mengitari kawasan pegunungan yang dihiasi pemandangan indah. Devi mengenal seluk-beluk pegunungan Kaukasus di daerah perbatasan Georgia-Chechnya. Devi pun tak hanya mahir berbahasa Chechen, tetapi juga Georgia.

Keahlian Devi dimanfaatkan oleh salah satu travel di Jerman. Devi pun menjadi penunjuk jalan para turis yang ingin menjelajahi pegunungan Chechen, dengan bayaran sedikinya 100 dolar Amerika per harinya. Jumlah yang tidak sedikit buat Devi yang sudah terbiasa tidak memegang uang.

Devi kini sudah bahagia. Bahkan sebentar lagi, Devi juga akan dipersunting oleh seorang Pria Pankisi. Namun, Devi masih terus merindukan ketiga anaknya yang diasuh oleh mantan suaminya. Devi berharap suatu hari nanti dirinya akan bertemu dengan ketiga anaknya. (BBC)

Tinggalkan komen