Take a fresh look at your lifestyle.

Bank Mandiri Dorong Transaksi Keuangan Lewat HP

0 964

Bank MandiriJakartakita.com – PT Bank Mandiri Tbk memperkuat layanan perbankan tanpa kantor secara fisik atau Layanan Keuangan Digital (LKD) melalui Mandiri e-cash, untuk meningkatkan akses layanan perbankan ke seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.

LKD ini menawarkan berbagai layanan yang diberikan bank, namun dengan format yang jauh lebih sederhana. Bentuknya pun tidak kaku, hanya sebuah toko yang difungsikan sebagai pengganti kantor cabang.

Selain format yang lebih dekat dengan masyarakat, layanan ini dilengkapi dengan aplikasi Mandiri e-cash yang semakin memudahkan masyarakat dalam menggunakan layanan perbankan. Pada aplikasi ini, nomor telepon seluler masyarakat menjadi nomor rekening.‎

Agen LKD dapat melayani transaksi-transaksi dasar keuangan seperti pembukaan rekening uang elektronik, setor tunai dan tarik tunai selain membantu dalam memberikan edukasi ke masyarakat.

Related Posts
1 daripada 6,363

Sementara untuk transaksi non-tunai seperti transfer uang ke nomor HP, beli pulsa HP atau token listrik dapat dilakukan sendiri oleh pemilik rekening melalui handphone. Transaksi-transaksi tersebut relatif aman karena adanya PIN (Personal Identification Number).

Saat ini jumlah agen LKD Bank Mandiri mencapai 391 agen dan ditargetkan akan menjadi  9.000 an agen pada akhir 2015. Sedangkan jumlah pengguna LKD Mandiri e-cash, termasuk pengguna mandiri e-cash untuk penerima bantuan pemerintah, sebanyak lebih dari 1 juta nasabah.

Dengan adanya LKD, diharapkan semakin banyak penduduk Indonesia yang bisa menikmati akses jasa keuangan. Karena berdasarkan data Global Financial Inclusion Index 2012 dari World Bank, baru sekitar 20 persen dari penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun, menikmati akses jasa keuangan. Sementara negara lain seperti Cina dan India masing-masing telah mencapai 64 persen dan 35 persen.

Rendahnya layanan keuangan di Indonesia tecermin dari jumlah rekening bank per 1.000 penduduk usia dewasa di Indonesia yang baru mencapai 505. Sementara di Malaysia dan Thailand mencapai 2.063 dan 1.449.

Hal yang sama juga tercermin dari rekening kredit per 1.000 penduduk usia dewasa yang baru mencapai 197 di Indonesia, sementara di Malaysia 964 dan di Thailand 272. Hal tersebut menunjukkan bahwa, masih terdapat potensi cukup besar untuk meningkatkan akses keuangan kepada masyarakat.

Tinggalkan komen