Take a fresh look at your lifestyle.

Ternyata Co – Pilot Germanwings Mengalami Gangguan Mental

0 821
foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Pembicaraan masyarakat dunia terkait insiden kecelakaan pesawat Germanwings kini tertuju ke sosok kopilot muda Jerman, Andreaz Lubitz. Dari kesimpulan para penyidik, tak ada indikasi Andreaz Lubitz, sang kopilot Germanwings terlibat aksi terorisme.

Seperti yang dilansir dari Reuters, pada 20 menit pertama, rekaman menunjukkan percakapan biasa antara pilot dan kopilot. Lalu Lubitz, mengambil alih kemudi karena pilot harus ke kamar kecil. Lubitz lantas mengunci ruang kokpit sehingga pilot tidak bisa masuk. Andreaz Lubitz kemudian diduga menabrakkan pesawat jenis Airbus A320 tersebut ke pegunungan Alpen.

Penyidikan pun berlanjut ke latarbelakang psikologis kopilot tersebut. Namun, dokumen internal Lufthansa, perusahaan induk Germanwings, memberitahukan bahwa Lubitz pernah menghabiskan waktunya satu setengah tahun untuk menjalani perawatan psikis pada psikolog.

Related Posts
1 daripada 6,952

Merujuk pada data tersebut, setelah menunggu selama delapan bulan, akhirnya Lubitz direkrut menjadi awak kabin pada 2008. Namun, ia baru diangkat menjadi pilot Lufthansa pada September 2013.

Kepala Eksekutif Lufthansa, Carsten Spohr, memang mengakui bahwa Lubitz pernah rehat dari pelatihannya pada 2009 untuk menjadi pilot pada enam tahun lalu, tapi enggan mengungkap alasannya.

Sementara itu, belajar dari kasus ini, kini beberapa maskapai penerbangan di Eropa dan Amerika dikabarkan  mengubah aturan terbang mereka, yang mengharuskan dua awak didalam kokpit.

Dilaporkan oleh Reuters, maskapai yang kini mengubah aturan terbang antara lain Normegian Air Shuttle, EasyJet (Inggris), Air Canada, Air New Zealand dan Air Berlin.

 

 

 

Tinggalkan komen