Take a fresh look at your lifestyle.

Bank Sentral China Pangkas Suku Bunga Acuan Sebesar 25 Basis Poin, Bank Indonesia Kapan?

0 891
ekonomi china
foto : istimewa

Jakartakita.com – Penurunan pertumbuhan ekonomi sepertinya bukan saja dialami Indonesia. China pun dikabarkan mengalami kondisi yang sama dengan Indonesia.

Namun demikian, pihak Pemerintah China, khususnya bank sentral China langsung cepat tanggap, dengan mengeluarkan kebijakan yaitu kembali memangkas suku bunga acuan untuk pinjaman sebesar 25 basis poin.

Dengan pemangkasan tersebut suku bunga acuan pinjaman yang ditetapkan oleh Bank Sentral China saat ini berada di level 5,1 persen.

Kantor berita CNBC pada hari Minggu (10/5/2015), melaporkan bahwa pemangkasan suku bunga acuan ini untuk mengantisipasi penurunan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut yang terkontraksi akibat perlambatan ekonomi global.

Selama ini, pertumbuhan ekonomi China selalu berada di level 10 persen. Namun akibat krisis global, pertumbuhan ekonomi negara tirai bambu tersebut turun ke level 7 persen.

Related Posts
1 daripada 8,350

Selain menurunkan suku bunga acuan untuk pinjaman, The People’s Bank of China (PBOC) juga mengurangi suku bunga acuan untuk simpanan yang berjangka waktu satu tahun sebesar 25 basis poin menjadi 2,25 persen. Penurunan patokan suku bunga simpanan ini akan berlangsung efektif pada 11 Mei 2015.

Bank Sentral China menjelaskan, kedua kebijakan tersebut dikeluarkan untuk mendukung perkembangan ekonomi agar bisa tumbuh sehat.  “Saat ini langkah restrukturisasi ekonomi domestik berjalan cukup baik namun tekanan yang dihadapi masih cukup besar,” jelas Bank Sentral China.

Para ekonom menilai langkah yang dilakukan oleh Bank Sentral China tersebut sudah tepat dan memang harus dilakukan. Penurunan suku bunga acuan untuk pinjaman bisa meredakan angka kredit bermasalah sekaligus bisa mendorong peningkatan ekonomi yang pada kuartal I 2015 kemarin berada di level 7 persev, level terendah sejak 2009.

Sehari sebelumnya, Biro Statistik China mengumumkan bahwa inflasi di China pada April 2015 naik moderat menjadi 1,5 persen. Meski naik dari bulan sebelumnya yang tercatat 1,4 persen, namun angka inflasi masih di bawah perkiraan analis.

Sebagian besar ekonom dan analis memperkirakan angka inflasi China akan berada di level 1,6 persen. Ekonom memandang angka tersebut menunjukkan tekanan harga moderat dan permintaan domestik di perekonomian terbesar kedua dunia itu melemah.

Sebagai informasi, pemangkasan suku bunga bank sentral China pada Mei 2015 ini, merupakan pemangkasan suku bunga acuan untuk yang ketiga kali dilakukan bank sentral China, terhitung sejak November 2014.

Lantas, kapan bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan bank sentral China?

 

Tinggalkan komen