Take a fresh look at your lifestyle.

Kondisi Taman Daan Mogot, Dari Luar Nampak Bagus, Didalam Kumuh

0 892
foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Taman Daan Mogot terlihat apik dari jalan raya. Dari luar, taman nampak ditumbuhi pepohonan setiap jarak dua meter. Ada berbagai macam bunga yang ditanam di sepanjang jalur pedestrian, selain itu, ada pula bangku-bangku permanen di bawah taman, cocok sekali untuk beristirahat sejenak untuk melepas lelah.

Namun sayang, ketika akan menyusuri taman dari Terminal Kalideres menuju Rawa Buaya, pemandangan yang disuguhkan, tidak seperti yang terlihat dari jalan raya. Begitu banyak sampah plastik pembungkus makanan berserakan. Ada pula bekas-bekas makanan yang dibuang sembarangan, seperti potongan mentimun, saos sambal dan bumbu siomay, bekas es dawet dan kentang.

Tidak hanya pemandangan yang kumuh, pejalan kaki pun akan disuguhi bau menyengat dari arah Kali Mookervart yang berwarna hitam seperti oli bekas.

Di bawah jembatan sepanjang Mookervart, tumpukan sampah yang banyak, membuat air jadi berlendir. Tisu berparfum sampai masker pun tidak mampu menghilangkan baunya, apalagi jika ada angin.

Di KM 14, tepat di jembatan, terlihat dipasang spanduk larangan membuang sampah di sungai. Namun tetap saja, ada seorang remaja membuang plastik bekas makanan ke arah kali, lalu berlalu dengan motornya.

“Spanduk larangan seperti pajangan, tidak efektif sama sekali,” ujar Ahmad Rifai, tukang ojek setempat pada Minggu (10/5/2015).

Related Posts
1 daripada 5,118

Tak jauh dari tempat Rifai mangkal, ada empat gerobak sampah parkir di pinggir taman. Gerobak sampah tersebut berisi penuh dengan sampah rumah tangga, yang diambil dari Kampung Duri Kosambi.

“Kadang orang dari depan komplek juga ada yang biang sampahnya disini,” tandas Rifai.

Rifai mengatakan, sudah sepekan ini gerobak ditinggalkan begitu saja disana. “Truk sampah pun sudah lama tidak datang,” ungkapnya.

Kedatangan truk sampah pun tidak bisa dipastikan. “Suka-sukanya dia saja, kadang seminggu sekali, seminggu dua kali atau dua minggu sekali,” jelas Rifai.

AKibatnya, sampah pun datang dari segala penjuru, dan tidak dapat ditampung lagi. Menurut Rifai, kondisi taman sebenarnya bisa lebih baik jika ada bak sampah permanen ditaruh di situ.

Setelah menelusuri, memang di sepanjang Taman Daan Mogot mulai dari KM 13 sampai KM 15 tidak ada satu pun tempat sampah disana.

“Orang jadi main buang sembarangan,” ujar Rifai.

Kondisi pinggir Kali Mookervart di sepanjang Daan Mogot pun jadi nampak kumuh semenjak taman selesai dibangun, sekitar akhir Januari 2015.

Tinggalkan komen