Take a fresh look at your lifestyle.

Salam Perpisahan Gerrard untuk Publik Anfield

0 691
foto: espn
foto: espn

Jakartakita.com – Pertandingan antara Liverpool melawan Crystal Palace di Stadion Anfield yang berkesudahan 1-3 untuk kekalahan tuan rumah pada Sabtu (16/5/2015) menjadi ajang perpisahan Steven Gerrard dengan publik yang memujanya di stadion tersebut. Ya, setelah 17 tahun setia dengan “The Reds”, Gerrard akhirnya memutuskan untuk pindah ke klub LA Galaxy musim depan.

Meski sedikit ternoda dengan kekalahan dari Palace, akibat kebobolan gol Jason Puncheon (43′), Wilfried Zaha (60′), dan Glenn Murray (90’+1’) setelah sempat unggul lewat Adam Lallana (26’), namun tetap ‘pesta’ perpisahan Gerrard berlangsung dengan istimewa.

Para fans Liverpool yang membayar sampai sekitar 1.000 pound sterling untuk menyaksikan secara langsung pamitnya sang kapten mendapat memori yang tak terlupakan. Sebelum pertandingan berlangsung, lagu R.E.M. “It’s The End Of The World As We Know It” dan lagu The Stranglers “No More Heroes” dimainkan, sebagai tanda kehilangan mendalam publik Anfield terhadap Gerrard yang mulai musim depan merumput di Amerika Serikat.

Gerrard mendapat kehormatan guard of honor, yang biasanya hanya diberikan kepada tim juara liga, saat memasuki lapangan. Dia melewati barisan para pemain Liverpool dan Crystal Palace yang memberikan tepuk tangan penghormatan kepadanya, diiringi tepuk tangan seluruh penonton di stadion. Gerrard membalas dengan bertepuk tangan sambil tersenyum simpul, sambil juga melakukan tos dengan beberapa pemain.

Tentunya para pemain dan fans yang berada di Anfield saat ‘pesta’ perpisahan itu berlangsung belum melupakan kehebatan Gerrard dalam membawa Liverpool menorehkan prestasi. Seperti aksi heroiknya dalam final Liga Champions 2005, yang membawa “The Reds” meraih gelar juara di akhir laga. Atau pun dua gol yang disumbangkannya dalam final Piala FA setahun kemudian yang turut mengantarkan Liverpool menjuarai turnamen tersebut. Memang, bila bicara tentang Gerrard, tak akan ada habisnya membicarakan jasanya terhadap tim kota pelabuhan tersebut.

Related Posts
1 daripada 7,082

Tak heran jika di akhir pertandingan, saat Gerrard berkeliling Anfield sambil bertepuk tangan, kesedihan para fans sangat terasa. Mereka tak lagi bisa menyaksikan aksi pahlawan mereka tersebut secara langsung di stadion ‘keramat’ kebanggaan.

Gerrard pun dalam pidato setelah pertandingan menyebutkan bahwa ia sangat sedih karena harus meninggalkan Anfield. “Saya sangat sedih tak dapat kembali tampil sebagai pemain Liverpool di hadapan suporter Anfield setelah ini. Mereka yang terbaik,” kata Gerrard.

Sebagai penghormatan, Gerrard yang ditemani tiga putri kecilnya meneerima memento dari Gerard Houllier, pelatih pertamanya di Liverpool.

“Seperti yang bisa dilihat, tim memiliki banyak talenta potensial. Saya melihat mereka yang berbagi ruang ganti dengan saya selama bertahun-tahun, saya menyayangi mereka sepenuhnya dan berharap kesuksesan untuk mereka di masa depan,” tutup Gerrard.

Inilah akhir dari kisah Gerrard di Anfield. Sebuah perjalanan panjang yang mungkin tak diakhiri dengan torehan prestasi fantastis, tapi tetap diingat pecinta bola sebagai loyalitas tiada batas dari seorang pemain yang telah memberikan semuanya semampu yang ia bisa untuk klub yang dibelanya.

Gerrard mungkin masih akan bermain membela Liverpool pekan depan, saat “The Reds” bertandang ke kandang Sunderland dalam lanjutan pertandingan Liga Inggris. Kemenangan dalam laga ini sangat penting, untuk memastikan Liverpool tetap di peringkat lima di klasemen akhir.

Tinggalkan komen