Take a fresh look at your lifestyle.

Ini Alasan Mengapa PT KCJ Harus Membeli Kereta Bekas Jepang

0 709

Jakartakita.com – Rabu (1/7/2015) kemarin, sebanyak 30 dari 120 gerbong kereta listrik (KRL) pesanan PT KAI Commuter Jakarta (KCJ) akhirnya tiba di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara. Ketigapuluh gerbong KRL tersebut adalah kereta bekas buatan tahun 1985 milik Japan Railway (JR) East. Hal ini tentu saja memancing keheranan publik, mengapa PT KCJ harus membeli kereta bekas Jepang yang sudah berusia 30 tahun.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Umum PT KCJ, SN Fadhila menerangkan kalau harga beli kereta akan berimbas pada pengembalian investasi. Menurutnya, harga per gerbong bekas hanya berkisar antara Rp 600 juta hingga Rp 1 miliar. Sedangkan harga gerbong baru satunya berkisar antara Rp 12 – 15 miliar. Otomatis, semakin mahal biaya investasi, maka PT KCJ harus membanderol harga tiket kereta commuter line semakin mahal.

Fadhila pun menyangsikan kalau warga belum siap membayar tiket kereta commuter line Jakarta Bogor sejauh 60 km dengan harga hingga Rp 50 ribu. Seperti kereta baru yang beroperasi dari Bandara Kualanamu ke Medan yang tiketnya dibanderol Rp 100 ribu untuk perjalanan sejauh 29 kilometer.

Related Posts
1 daripada 370
Fadhila juga memastikan, kalau gerbong kereta bekas yang dibeli PT KCJ bukanlah barang rongsokan. Karena beberapa minggu lalu, kereta tersebut pun masih beroperasi di Jepang. Dan nantinya sebelum, gerbong-gerbong kereta tersebut beroperasi di jalur commuter line Jabodetabek, gerbong-gerbong tersebut akan dicat ulang dan akan diuji kelayakan.
Sebagai informasi, PT KCJ menargetkan 1,2 jt penumpang per hari di tahun 2019. Hingga saat ini, PT KCJ mengklaim jumlah penumpang mengalami pertumbuhan mencapai 150 persen atau 870 ribu per hari sejak tahun 2011. Makanya PT KCJ masih membutuhkan banyak sekali gerbong kereta tambahan untuk menampung penumpang.
Tinggalkan komen