Take a fresh look at your lifestyle.

Mesin ‘Heart in Box’ Bisa Bikin Jantung Orang Yang Sudah Meninggal Berdetak Lagi

0 1,349
heart in box - transmedics
foto : istimewa

Jakartakita.com – Perkembangan teknologi semakin canggih saja. Bahkan baru-baru ini, sebuah perusahaan penyedia alat kesehatan TransMedics asal Andover, Massachusetts, Amerika Serikat, telah mengembangkan sebuah mesin yang memungkinkan ahli bedah transplantasi untuk “menghidupkan kembali” jantung dari orang-orang yang baru saja meninggal, dan menggunakan organ tersebut untuk menyelamatkan orang lain.

Nama perangkat itu disebut ‘heart in box’ yang berbentuk kotak seperti mesin foto kopi. Ia dibekali dengan penjepit yang menghubungkan jantung dengan selang-selang agar tetap berdetak setelah dipompa oleh darah, nutrisi, dan suplai oksigen. Kotak ini harus ditaruh di ruangan dingin dan steril.

Perangkat ini memperpanjang waktu berdetak sebuah jantung di luar tubuh. Tujuannya, agar para dokter punya waktu lebih panjang ketika ingin menolong orang yang membutuhkan donor jantung dari orang yang baru meninggal dunia.

Related Posts
1 daripada 8,129

Namun, para ahli etika medis mempertanyakan penggunaan alat ini dan aksi memotong jantung. Jika jantung mereka berhenti, dilema etika yang terjadi adalah berapa lama ahli harus menunggu untuk memotong dan mengambil organ tubuh itu.

Di Amerika Serikat, standar waktu tunggu untuk mengambil organ tubuh dari orang yang baru saja meninggal adalah lima menit. Walaupun, sempat terjadi kasus di Colorado pada 2008 di mana ahli mengambil jantung dari bayi yang baru lahir tetapi mengalami kerusakan otak, hanya dalam 75 detik.

Pakar etika medis Robert Truog dari Universitas Harvard punya pertanyaan besar, “Apakah para pendonor ini sudah benar-benar mati?” Karena, jantung pendonor yang dipotong itu dapat berdetak kembali meskipun telah berada di tubuh orang lain dengan peredaran darah yang berbeda.

“Kita cenderung mengabaikan itu karena kita ingin transplantasi organ-organ ini,” kata Truog seperti dilansir dari MIT Technology Review, baru-baru ini.

Selain itu, harga alat kotak tersebut yang senilai US$ 250 ribu dinilai masih terlalu mahal untuk digunakan secara luas.

 

Tinggalkan komen