Take a fresh look at your lifestyle.

XL XmartVillage 2.0 Dorong Masyarakat Desa Aplikasikan Sejumlah Solusi Digital

0 848
Xmart Village 2.0
foto : dok. xl

Jakartakita.com – Melalui program XmartVillage 2.0 yang telah diterapkan sejak Januari 2015 lalu di Desa Lamajang, Kabupaten Bandung dan Desa Cipacing, Kabupaten Sumedang, PT. XL Axiata Tbk (XL) terbukti mampu mendorong masyarakat pedesaan dalam memberdayakan potensi desanya secara lebih maksimal dengan mengaplikasikan sejumlah solusi digital.

Direktur & Chief  Digital Service Officer  XL, Ongki Kurniawan memaparkan keberhasilan program Xmart Village 2.0 ini, di Bandung, Senin (26/10/2015).

Hadir dalam acara tersebut, antara lain Head of United Nations Development Partnership, Ade Swargo Mulyo, Ketua LPIK ITB, Prof. Dr. Suhono H. Supangkat, serta Kepala Diskominfo Propinsi Jawa Barat DR H Dudi Sudajat Abdurachim, MT

Related Posts
1 daripada 6,558

“Xmart Village merupakan bentuk nyata sumbangsih XL untuk memajukan Indonesia yang diwujudkan dalam program-program tepat guna berbasis teknologi digital bagi masyarakat pedesaan. Saat ini, teknologi digital telah membawa seluruh bangsa Indonesia menuju peradaban baru. Teknologi digital juga telah mengubah bagaimana cara kita hidup, berpikir, dan beraktivitas. Teknologi digital memungkinkan apa yang sebelumnya tidak mungkin dan mampu mengubah masalah menjadi peluang,” papar Ongki Kurniawan, dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, Senin (26/10/2015).

Dijelaskan, program  Xmart Village 2.0  tak hanya memberikan akses teknologi komunikasi dan informasi digital bagi daerah-daerah terpencil, tapi juga meningkatkan pemberdayaan masyarakat setempat.

Ruang lingkup Xmart Village 2.0 ini lebih besar dibandingkan dengan Xmart Village 1.0 yang sebelumnya telah diimplementasikan di Kamojang, Kabupaten Bandung.

“Xmart Village 2.0 XL memperkenalkan solusi-solusi inovatif terbaru bagi penduduk desa, agar mereka dapat berkreasi untuk memberikan kontribusi secara positif dan efektif terhadap permasalahan yang dihadapi oleh desanya. Dengan terbukanya akses teknologi dan pengetahuan, maka tak ada lagi penghambat bagi masyarakat setempat untuk bergerak lebih cepat dalam membangun dan memanfaatkan potensi desanya,” tandas Ongki.

 

Tinggalkan komen