Take a fresh look at your lifestyle.

Ada Tokoh Cina di Balik Suksesnya Sumpah Pemuda

0 1,500
foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Tahukah Anda kalau di balik suksesnya  Sumpah Pemuda yang setiap tanggal 28 Oktober diperingati, ada seorang tokoh Cina? Dialah Sie Kong Liong  pemilik gedung tempat berlangsungnya Kongres Pemuda II 1928.

Gedung tua yang terletak di Jalan Kramat 106, Senen, Jakarta Pusat, itu tampak biasa saja. Halamannya tidak terlalu luas, hanya sanggup menampung tak lebih dari lima mobil. Gedung tua yang kini dijadikan museum Sumpah Pemuda itu sudah terlihat usang bila dibandingkan bangunan lain di sekelilingnya.

Yah, maklum saja gedung tua itu memang sudah berdiri jauh sebelum Indonesia merdeka. Bahkan jauh sebelum Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Sejak menjadi tempat kongres Sumpah Pemuda II, gedung tua itu memang sempat berganti-ganti kegunaan, mulai dari  hotel, toko bunga, hingga menjadi kantor inspektorat bea dan cukai. Baru pada 1973, oleh Pemerintah Republik Indonesia, gedung itu dinyatakan sebagai sebuah museum.

Related Posts
1 daripada 4,937

Sebelum Kongres Sumpah Pemuda II digelar, gedung tua itu hanya berupa kos-kosan mahasiswa yang menuntut ilmu di seputaran kampus Stovia Salemba. Pemiliknya seorang keturunan Cina, Sie Kong Liong. Sayang, tak banyak informasi menyangkut tokoh ini, apalagi profil lengkapnya.

Dalam buku panduan museum dikisahkan bahwa pemuda pelajar yang tinggal di sana adalah para aktivis Jong Java sejak 1925. Selain giat menggelar diskusi politik, mereka juga mengadakan latihan kesenian dan menamakan kelompoknya “Langen Siswo”. Penghuni pondokan itu umumnya adalah mahasiswa Sekolah Pendidikan Dokter Hindia alias Stovia. Kampus mereka berjarak sekitar 1 kilometer saja dari sana.

Bangunan yang semula punya sebutan Commensalen Huis itu menjadi saksi mata dinamika kaum muda perintis pergerakan kebangsaan saat itu. Selain Langen Siswo, dua organisasi lain yang berkantor di sana adalah Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), yang berdiri September 1926 seusai Kongres Pemuda I dan juga Redaksi Indonesia Raya.

arena sering dijadikan tempat pertemuan para tokoh pemuda Indonesia, sejak tahu 1928 gedung ini diberi nama Indonesia Clubgebouw (IC atau gedung pertemuan). Tokoh tokoh nasional yang pernah tinggal di gedung ini antara lain Muhammad Yamin, Abu Hanifah, Amir Syarifudin, A.K Gani, Setiawan dan Soejadi.

Tinggalkan komen