Take a fresh look at your lifestyle.

Begini Rasanya Jadi Anak Orang Terkaya di Dunia

0 872
foto: forbes
foto: forbes

Jakartakita.com – Apa yang ada di benak Anda saat mendengar anak dari orang terkaya di dunia? Anda pasti membayangkan fasilitas super wah yang diterima sang anak dari orang tua sepanjang hidup. Punya kehidupan bak di negeri dongeng di istana.

Sayangnya hal tersebut justru tidak pernah dialami oleh anak-anak Warren Buffett, salah satu orang terkaya di dunia. Anak-anak Warren Buffett tumbuh normal seperti kebanyakan anak kecil lainnya. Bahkan hingga mereka dewasa mereka baru tahu apa sebenarnya pekerjaan sang ayah.

Seperti dilansir dari  laman Business Insider, Minggu (6/12/2015), saat masyarakat pertama kali menyadari bahwa Peter Buffett adalah putra bungsu Warren Buffett, investor legendaris, mereka justru sangat terkejut.

Peter mengaku wajar jika orang-orang tak percaya dirinya adalah anak putra miliarder. Hal itu lantaran dia dan kedua kakaknya dibesarkan dengan cara yang sederhana dan tak pernah diberikan kemewahan secara berlebihan oleh sang ayah.

Peter bahkan mengaku tak tahu apa pekerjaan sang ayah hingga ia menginjak usia dewasa. Semuanya tampak misterius. Peter dan kakak-kakaknya tidak pernah tahu apa sebenarnya pekerjaan sang ayah dan mengapa dia dijuluki orang terkaya di dunia.

Related Posts
1 daripada 3,301

Pertanyaan mengenai pekerjaan sang ayah mulai muncul saat sang kakak perempuan harus mengisi sebuah formulir dari sekolah. Dia mengisinya dengan pekerjaan sebagai `analisis keamanan`, itu karena ayahnya hanya bekerja di depan komputer dengan layar penuh angka-angka yang tak dipahaminya.

“Bagi anak kecil seperti kami saat itu, kami tak pernah paham maksud angka-angka di komputer? dan apa itu Bursa Saham New York, menjual, membeli, semuanya tak kami pahami,” tutur Peter.

Buffett memang terkenal sebagai salah satu miliarder yang sederhana. Dia membangun rumah tangga yang normal, hingga bahkan para tetangga tak pernah menyangka bahwa Buffett adalah seorang miliarder. Anak-anak Buffet pun pergi ke sekolah dengan berjalan kaki.

Butuh sekitar 25 tahun hingga akhirnya Peter mulai memahami apa pekerjaan sang ayah. Meski begitu, karena terbiasa hidup normal, dia sangat bahagia tidak tumbuh dengan manja di atas kekayaan milik sang ayah.

Buffett yang terkenal sederhana bahkan masih tinggal di rumah lamanya. Tak hanya itu, ia juga lebih memilih ponsel biasa dibandingkan smartphone.

“Ayah kami sangat senang membaca. Jika Anda melintasi rumah kami, Anda tak akan menemukan perbedaan apapun dengan tempat tinggal kami pada 1965. Dia merupakan manusia yang konsisten dan itu sangat luar biasa,” tandasnya.

Tinggalkan komen