Take a fresh look at your lifestyle.

Ini Dia Alasan Mengapa Sebaiknya Anda Tidak Menggunakan Gelas Sekali Pakai!

0 1,784
foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Tak banyak orang yang memilih repot selalu membawa-bawa botol minum kemana-mana. Mereka lebih suka meminum dengan cangkir sekali pakai yang ringan, dan bisa langsung dibuang setelah habis tanpa repot-repot mencucinya kembali.

Begitupun dengan alasan ekonomis dan kepraktisan, banyak kedai minuman memilih cangkir sekali pakai untuk konsumen yang memilih layanan ‘take away’.

Namun, baru-baru ini Hamburg telah resmi melarang pengunaaan gelas kopi sekali pakai. Langkah tersebut diambil tidak hanya untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan, juga karena alasan kesehatan. Berikut alasan mengapa sebaiknya Anda mulai meninggalkan gelas kopi sekali pakai.

1. Limbah terbesar kedua di dunia setelah botol plastik.
Gelas sekali pakai dengan ukuran kecil mungkin tidak tampak seperti masalah besar, tetapi perlu diingat bukan hanya Anda saja yang menggunakannya setiap hari. Gelas sekali pakai ini diperkirakan menjadi penyumbang kedua terbesar limbah setelah botol plastik.

Related Posts
1 daripada 300

Pada tahun 2014, Mother Jones memperkirakan, banyaknya limbah cangkir kopi sekali pakai cukup untuk membungkus seluruh dunia sebanyak 10,5 kali.

2. Sulit di daur ulang.
Karena mengandung lebih dari satu jenis bahan, cangkir sekali pakai sangat sulit untuk didaur ulang. Ini tentu akan menambah penumpukan sampah di dunia.

3. Gelas sekali pakai tahan panas mengandung aluminium.
Daur ulang aluminium akan menghasilkan gas beracun, sehingga bukan hanya membahayakan lingkungan, namun juga kesehatan Anda. Dengan kata lain, menggunakan cangkir atau penyaring kopi konvensional akan jauh lebih sehat untuk diri dan bumi.

4. Menimbulkan bahaya bagi kesehatan Anda.
Menurut beberapa studi, walau dinyatakan aman, plastik tetap saja memiliki efek berbahaya bila dipanaskan.

Sehingga, ketika menggabungkan makanan atau minuman panas dengan wadah plastik, racun tersebut dapat bertindak layaknya estrogen dalam tubuh Anda. Inilah yang kemudian akan merusak fungsi hormon yang sesungguhnya.

Tinggalkan komen