Take a fresh look at your lifestyle.

Pameran Adiwastra Nusantara 2016 Hadirkan Kain Tradisional Pilihan

0 1,279
foto: Jakartakita.com/Indah Purwati
foto: Jakartakita.com/Indah Purwati

Jakartakita.com – Pameran Adiwastra Nusantara 2016 yang berlangsung di Jakarta Convention Center pada 23-27 Maret 2016 tentu dapat menjadi pilihan untuk dikunjungi selama libur panjang akhir pekan ini. Pameran ini menampilkan berbagai kain tradisional berkualitas yang berasal dari berbagai penjuru nusantara.

Salah yang hadir dalam pameran ini adalah Batik Nyonya Indo dari DI Yogyakarta, yang telah dikenal penggemar batik secara nasional. Sebagai gerakan orang muda yang mencintai budaya penciptaan batik tulis dan sulam tangan, Batik Nyonya Indo berkomitmen untuk terus menerus mengembangkan seni warisan luhur tersebut hingga mampu menyuguhkan pengalaman yang khas, hidup, penuh makna serta bercita-rasa tinggi dalam memakai batik tulis dan kain sulam tangan Indonesia.

foto: Jakartakita.com/Indah Purwati
foto: Jakartakita.com/Indah Purwati
foto: Jakartakita.com/Indah Purwati
foto: Jakartakita.com/Indah Purwati

Batik Nyonya Indo merupakan buah tangan dari Priscilla Saputro yang saat ini bertindak sebagai pimpinan rancang busana dan pemasaran, serta Moses Adya Saputro yang memimpin jalannya proses desain dan penciptaan kain batik.  Dalam berbagai pameran dan even seni dan budaya kain tradisi Batik Nyonya Indo selama ini telah banyak terlibat dan mengambil peran penting. Selain itu juga ada Batik Lasem, dan Batik Pekalongan karya perajin batik Norma Makarim.

foto: Jakartakita.com/Indah Purwati
foto: Jakartakita.com/Indah Purwati
Related Posts
1 daripada 1,905
foto: Jakartakita.com/Indah Purwati
foto: Jakartakita.com/Indah Purwati

Tak hanya dari tanah Jawa, batik dari Pulau Sumatra pun hadir di JCC. Bagoes, pemilik dari generasi ketiga Batik Jambi ikut serta dalam pameran dengan membawa serta kain Jambi Flora, dan juga batik bermotif fauna. “Jambi terkenal dengan tradisi Islam dalam batiknya. Warna merah dari buah rotan dulunya, merah darah naga, sekarang warna sintetis,” jelas pria berusia 40 tahun tersebut.

foto: Jakartakita.com/Indah Purwati
foto: Jakartakita.com/Indah Purwati
foto: Jakartakita.com/Indah Purwati
foto: Jakartakita.com/Indah Purwati

Tak hanya kain, ada juga stand Natana Shoes, yang mulai berproduksi tiga tahun lalu. Menampilkan koleksi sandal wedges batik dalam balutan beraneka corak batik nusantara, seperti dari Badui, Songket, Bali, dan lainnya. Kisaran harganya antara Rp 550 ribu sampai Rp 2 juta. Bahan yang digunakan ialah dari kulit ular, domba, sapi, dan dari kayu mahoni.

foto: Jakartakita.com/Indah Purwati
foto: Jakartakita.com/Indah Purwati
foto: Jakartakita.com/Indah Purwati
foto: Jakartakita.com/Indah Purwati

Anka Quarian sebagai desainer dalam usaha keluarga ini memberitahukan bahwa material kulit diganti tenun. “Setiap negara punya ciri khas dari kayu, di Indonesia punya bakiak, material dari kayu mahoni dengan warna khas kemerahan. Kami mencoba hal baru dalam eksperimen dari bahan kain. Pengerjaannya yang  handmade, ukirannya dibikin sendiri lebih art dan lebih nyeni,” ungkap anak dari pasangan Taty Endrawati dan Eka S Cahyono ini. (Indah Purwati)

Tinggalkan komen