Take a fresh look at your lifestyle.

Zakatnesia, Berkah Zakat untuk Indonesia

0 1,311
foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada September 2015, penduduk miskin di Indonesia saat ini mencapai 28,51 juta orang atau 11,13 persen dari total jumlah penduduk. Makanya mengentaskan kemiskinan yang menjadi fokus pemerintah Indonesia saat ini.

Presiden Direktur Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini menuturkan, mengentaskan kemiskinan sejatinya tidak hanya tugas pemerintah, tetapi juga seluruh komponen bangsa, termasuk masyarakat.

“Masyarakat pun bisa berkontribusi. Bagi seorang muslim, kontribusi yang bisa diberikan adalah mengeluarkan kewajiban 2,5 persen dari penghasilannya tiap bulan, yakni zakat,” ujar Ahmad di Jakarta, Minggu (8/5/2016).

Ahmad mengatakan, selain sebagai kewajiban dan membersihakan harta yang menunaikannya (muzaki), zakat memang memberikan manfaat bagi para penerimanya (mustahik).

Zakat merupakan salah satu ibadah yang memiliki dimensi sosial. Berzakat mengajarkan nilai-nilai kepedulian dan empati terhadap sesama yang memiliki kekurangan.

”Dengan berzakat, artinya kita bisa berkontribusi menurunkan angka kemiskinan di negeri ini. Ini karena dana zakat yang disalurkan melalui lembaga zakat, kemudian oleh amil (pengelola zakat) akan disalurkan melalui berbagai program pengentasan kemiskinan,” terang Ahmad.

Pendayagunaan zakat

Melatarbelakangi semangat tersebut, Dompet Dhuafa mengusung tema kampanye Zakatnesia. Melalui kampanye Zakatnesia, Dompet Dhuafa berupaya mensyiarkan dan mengedukasi masyarakat terkait kekuatan zakat bagi pengentasan kemiskinan di Indonesia.

“Sebagai lembaga zakat, kami terus berupaya mengajak publik untuk bersama-sama berkontribusi terhadap Indonesia dengan zakat,” ujar Ahmad yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Forum Zakat Dunia (WZF) ini.

Related Posts
1 daripada 4,929

Lebih lanjut Ahmad memaparkan, Zakatnesia adalah gaya hidup berzakat yang telah membudaya di Indonesia, di mana zakat telah menjadi kebiasaan untuk ditunaikan umat Islam di Indonesia. Zakatnesia juga memiliki semangat bahwa zakat jika dioptimalkan dan dikelola dengan baik akan terasa manfaatnya dalam membantu mengatasi kemiskinan di Indonesia. Dengan zakatnesia telah terbukti zakat membawa berkah bagi bangsa Indonesia.

Hal ini dibuktikan Dompet Dhuafa melalui kiprahnya selama lebih dari 22 tahun. Sejak berdiri tahun 1993 hingga akhir 2015, penerima manfaat berbagai program sosial dan pengentasan kemiskinan Dompet Dhuafa telah mencapai 12.665.068 jiwa. Jumlah tersebut tersebar di 34 provinsi di Indonesia dan 17 negara.

Sebagai lembaga zakat yang telah berkiprah lebih dari dua dekade, Dompet Dhuafa telah memelopori inovasi program-program pemberdayaan di bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, dan Pengembangan Sosial (Relief).

Di bidang Pendidikan, Dompet Dhuafa memiliki sekolah gratis bagi kaum dhuafa bernama SMART Ekselensia Indonesia di Bogor, Jawa Barat. Sejak 2004 hingga saat ini, lebih dari 300 siswa dari 26 Provinsi menerima manfaat program tersebut. Selain itu, sebanyak lebih dari 3.592 mahasiswa telah mendapatkan beasiswa pendidikan dan pembinaan dari Dompet Dhuafa sejak 2003. Di ranah pendampingan sekolah total sebanyak 131.360 jiwa menerima manfaat di 46 kota seluruh Indonesia.

Sementara di bidang kesehatan, Dompet Dhuafa telah memiliki pelayanan kesehatan tidak berbayar untuk kaum dhuafa. “Pelayanan kesehatan tersebut baik layanan tingkat dasar yang layak dan optimal sekelas klinik, yakni Layanan Kesehatan Cuma-Cuma maupun layanan tingkat rujukan sekelas rumah sakit, yakni Rumah Sehat Terpadu,” jelas Ahmad.

Di bidang Ekonomi, Dompet Dhuafa telah menjaring penerima manfaat sebanyak 626.874 jiwa di Indonesia. Di bidang Pengembangan Sosial, sebayak 10.545.615 jiwa penerima manfaat.

Ahmad juga memaparkan hasil riset keberhasilan pengurangan kemiskinan para penerima manfaat program. Riset yang dilakukan lembaga Social Investment Indonesia (SII) dan Divisi Penelitian dan Pengembagan Dompet Dhuafa ini mengungkap, dari 100% jumlah penerima manfaat miskin pada tahun 2012, mampu terkurangi 44% pada tahun 2015.

“Riset ini dilakukan terhadap 420 responden penerima manfaat program ekonomi Dompet Dhuafa di lima daerah. Dari jumlah responden tersebut, sebanyak 78% berstatus miskin dan 16% berstatus rawan miskin,” paparnya.

Lebih lanjut Ahmad menuturkan, semua capaian Dompet Dhuafa tersebut tidak bisa terlepas dari dukungan seluruh stake holders,terutama donatur. Sebagai sebuah lembaga amil zakat yang bermodal kepercayaan publik, Dompet Dhuafa tergolong memiliki penghimpunan dana umat terbesar saat ini.

Di tahun 2015 Dompet Dhuafa berhasil menghimpun dana umat sebesar Rp 263,68 miliar. Zakat masih menjadi sumber pendanaan tertinggi, selain infak, sedekah, dan wakaf, dengan presentasi 54,73%.

Sedangkan untuk penyaluran di 2015, Dompet Dhuafa mendayagunakan dana umat sebesar Rp 195,48 miliar. “Dana tersebut telah disalurkan sesuai peruntukannya,” terang Ahmad.

Tinggalkan komen