Take a fresh look at your lifestyle.

Legitnya Putu Mayang Cocok untuk Berbuka Puasa

0 1,075
foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Bosan dengan sajian takjil kolak? Mungkin Anda bisa menjajal salah satu penganan tradisional Betawi, putu mayang.

Related Posts
1 daripada 225

Putu mayang adalah kue yang dibuat dari tepung kanji atau tepung beras, santan kelapa, dan gula merah. Aslinya kue ini terasa gurih. Agar terasa manis, kue ini bisa dimakan dengan menyiram gula merah dan santan, atau memberi tambahan sedikit taburan kelapa pada gula putu mayang tersebut.

Pada asalnya, kue putu telah menyebar di berbagai daerah tanah air, masyarakat melayu dan jawa mengenal bentuk dan jenis kue putu yang beragam. Namun, pada umumnya kue ini terbuat dari bahan baku beras bercampur santan dan gula merah.

Bagi masyarakat betawi, kue putu kemudian di buat unik menyerupai gulungan mie yang bulat seperti kembang dengan tampilan warna warni alami. Kue ini biasa dijual di penjual takjil yang banyak ditemui di jalan.

Ingin mencoba membuatnya sendiri di rumah? Ini resepnya!

Bahan kue:

tepung beras, garam, air pewarna makanan alami yang bisa diperoleh dari jenis tumbuhan.

Bahan saus kinca:

santan, daun pandan, gula merah.

Cara membuat: 

  • Masak tepung beras bersamaan dengan santan, garam dan juga gula pasir. Masak sampai menggumpal dan setelah itu campurkan tepung kanji dan uleni sampai rata.
  • Setelah selesai, bagi adonan menjadi 3 bagian dan beri 2 bagian dengan warna sesuai selera dan biarkan satu bagian tetap berwarna putih.
  • Selanjutnya masukkan adonan kedalam cetakan kue putu mayang dan sebelumnya tata daun pisang yang sudah dioles dengan minyak untuk tempat menampung. Setelah semua selesai, kukus adonan yang sudah disetak selama 15 menit diatas api sedang.
  • Saus kinca: Rebus santan dan tambahkan dengan garam, gula merah, gula pasir dan juga daun pandan. Biarkan sampai mendidih dan sesekali diaduk agar santan tidak pecah. Setelah mendidih angkat dan saring.
  • Sajikan kue putu mayang dan sausnya. Selesai.
Tinggalkan komen