Take a fresh look at your lifestyle.

Komnas Perempuan Berharap Peristiwa Meninggalnya Warga dalam Kemacetan Mudik Tak Terulang

0 1,093
foto: Jakartakita.com/Indah Purwati
foto: Jakartakita.com/Indah Purwati

Jakartakita.com – Komnas Perempuan dalam siaran pers Selasa (12/7/2016) menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya sejumlah warga dalam perjalanan mudik, setelah terjebak kemacetan di pintu keluar Tol Brebes Timur, Jawa Tengah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis ada 17 orang tewas di wilayah Pejagan – Brebes, enam orang akibat kecelakaan dan 11 orang akibat terdampak kemacetan yang memakan waktu 2 – 36 jam. Dari 11 orang yang meninggal dunia, 10 diantaranya perempuan, termasuk bayi perempuan yang berusia 1,4 tahun.

Komnas Perempuan menyayangkan kelalaian pemerintah dalam upaya mengantisipasi membludaknya pengguna jalan Tol Pejagan – Pemalang, khususnya Pintu Tol Brebes Timur pada saat arus mudik berlangsung. Kelalaian ini terlihat dari ketidaksiapan ketika terjadi penumpukan kendaraan di pintu Tol Brebes Timur, terutama akses cepat terhadap layanan kesehatan, konsumsi dan sanitasi ketika dalam kondisi emergency.

Padahal sudah diketahui, pembangunan fasilitas jalan tol belum sepenuhnya selesai atau tersedia. Antisipasi terhadap situasi ini seharusnya sudah disiapkan secara maksimal, mengingat mudik sudah merupakan tradisi setiap tahun, dan selalu ada pembelajaran yang bisa diambil dari pengelolaan arus mudik setiap tahunnya.

Meninggalnya mayoritas perempuan dalam peristiwa ini juga perlu menjadi pembelajaran semua pihak tentang pentingnya fasilitas publik yang ramah terhadap perempuan, terlebih lagi dalam situasi emergency. Ketiadaan fasilitas pendukung yang memadai di tengah kemacetan yang luar biasa dan dalam jangka waktu yang lama, memberi dampak yang berbeda terhadap perempuan dan laki-laki.

Related Posts
1 daripada 370

Dalam situasi kemacetan yang ekstrim sekalipun perempuan harus tetap menjalankan peran dan fungsi gendernya terhadap kebutuhan anggota keluarga, terutama anak. Hal ini mengakibatkan perempuan mengalami kelelahan fisik dan psikis yang lebih dari laki-laki. Akumulasi kelelahan dan rasa stress yang tinggi tersebut berkontribusi pada kerentanan fisik perempuan.

Komnas Perempuan mengapresiasi permintaan maaf pemerintah kepada keluarga korban dan berharap permintaan maaf tersebut diikuti dengan upaya memastikan dipenuhinya hak-hak yang seharusnya diperoleh korban/keluarganya, karena kelalaian ini.

Untuk memastikan peristiwa yang sama tidak akan berulang di masa depan, Komnas Perempuan meminta kepada pemerintah, agar:

1. Melakukan evaluasi menyeluruh dan lintas kementerian/lembaga terhadap pengelolaan arus mudik tahun 2016 dan ketersediaan fasilitas pendukung/infrastruktur mudik,termasuk dalam hal ini dengan menggunakan analisis gender

2. Menyiapkan langkah-langkah antisipasi dan respon emergency yang berperspektif gender, baik dalam pengelolaan arus mudik dan arus balik, maupun pada pengelolaan layanan publik lainnya

3. Menyampaikan kepada publik tentang hasil evaluasi dan langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan, untuk meyakinkan publik bahwa peristiwa serupa tidak akan lagi berulang.

Tinggalkan komen