Take a fresh look at your lifestyle.

10 Hal yang Dapat Dilakukan Generasi Milenial dengan Ang Pao

0 3,441
foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Dengan maraknya kenaikan harga dan banyak orang sulit mendapatkan pekerjaan, milenial yang lahir dalam etnis Tionghoa sangat beruntung karena jika mereka belum menikah, setidaknya setahun sekali mereka akan mendapatkan ang pao alias amplop merah. Singkat kata, uang gratis! Dalam tradisi Tionghoa, warna merah pada ang pao melambangkan keberuntungan dan sebagai simbol untuk mengusir roh-roh jahat. Uang yang diberikan harus dalam jumlah genap, namun angka 4 tidak dianjurkan karena melambangkan kematian. Ang pao diberikan kepada orang tua, istri, anak-anak, sanak saudara dan anak-anak tetangga yang mengunjungi rumah. Seberapa besar uang yang diberikan sangat bergantung kepada kondisi keuangan seseorang dan seberapa erat hubungan orang tersebut dengan si penerima.

Walaupun dalam tradisi dikatakan bahwa orang yang belum menikah dapat menerima ang pao, seiring bertambahnya usia mereka menjadi segan dan malu ketika masih mendapatkan ang pao. Jika kita telah bekerja dan berusia lebih dari 25 tahun seperti saya, kita tidak akan mengunjungi 10 rumah dalam sehari dan mengucapkan “Gong xi fa cai, ang pao lai!” (semoga tahun baru ini banyak rejeki, minta ang pao dong!) seperti yang kita lakukan saat masih kecil, bukan? Sama halnya dengan mereka yang belajar atau bekerja di luar negeri dan tidak pulang ke rumah saat Imlek. Atau ada “kecelakaan” dan harus segera menikah. Setelah beberapa tahun bekerja, saya dapat merasakan susahnya mencari uang oleh karena itu melalui artikel ini saya ingin berbagi tips bagaimana milenial dapat memanfaatkan ang pao mereka sebaik-baiknya, selagi masih ada kesempatan.

  1. Tabung Uang Tersebut di Dalam Bank

Percaya deh, ketika kita sudah bertambah tua kita akan merasa bersyukur karena melakukannya. Akan lebih baik jika kita mulai menabung sejak awal dan berkomitmen sampai hari di mana kita tidak lagi dapat menerima ang pao. Mungkin saat ini kita merasa uang yang kita terima tidak seberapa tapi jika kita rajin menabungnya setiap tahun, setelah kita lulus kulian dan harus mencari pekerjaan kita akan berkata, “Wow, saya kaya!” karena kita sudah memiliki sejumlah uang di dalam tabungan. Tidak semua orang tua dapat memberikan uang jajan yang besar tapi ini tidak seharusnya dijadikan alasan untuk membelanjakan semua uang ang pao kita sebagai pelampiasan. Justru, hal ini menjadi alasan yang baik untuk menabung karena jika kita merasa uang jajan yang diberikan oleh orang tua tidak cukup, kapan kita akan mulai menabung?

  1. Travel dan Jelajahi Dunia

Sebuah survey yang dilakukan oleh JPMorgan menunjukkan bahwa milenial membelanjakan lebih banyak uang untuk “pengalaman”, atau hal-hal seperti traveling, hiburan dan makanan. Survey tersebut juga memprediksi tingkat pertumbuhan tahunan gabungan daya belanja milenial akan menjadi 15% dari tahun 2014 hingga 2020. Membahas tentang travel, industri tersebut sekarang sedang booming berkat media sosial dan milenial. Ada banyak artikel tentang anak yang baru lulus kuliah lalu pergi traveling, pernahkah Kita berpikir bagaimana mereka bisa melakukannya? Itu karena mereka memiliki tabungan. Beberapa dari mereka bahkan bekerja paruh waktu ketika masih kuliah. Kecuali orang tua kita kaya raya, bayangkan bagaimana perasaan mereka ketika sudah lega tidak usah membayar biaya kuliah tapi sekarang kita minta uang untuk traveling? Pastinya mereka malah akan menyuruh kita segera mencari pekerjaan! Jika orang tua kita tidak mengijinkan kita untuk traveling, sebenarnya alasan utamanya adalah kita minta dibayari. Jika kita ingin travel ke luar negeri, biayanya akan lebih besar maka kita harus bersabar saat menabung uang ang pao-mu. Cobalah untuk magang di perusahaan yang memberikan gaji saat liburan semester, dengan begini kita akan mendapatkan uang tambahan dan resume kita menjadi bagus saat lulus kuliah nanti!

  1. Belilah Barang-barang yang Dapat Menjadi Investasi

Sebagian wanita berkata bahwa membeli Louboutin atau Prada adalah sebuah investasi karena merupakan barang branded dan berkualitas, maka tahan lama. Hal ini benar tergantung dari pendapatan mereka, tapi apa yang saya ingin tekankan adalah pentingnya membeli barang berdasarkan kualitas, bukan kuantitas. Apa gunanya membeli 10 helai baju baru jika kita tidak akan memakainya kembali beberapa tahun ke depan? Lain halnya dengan dress Zara, tas Coach dan sepatu Nike Huarache. Tidak hanya barang-barang tersebut membuat kita terlihat keren dan berkelas, tapi juga tahan lama dan nyaman digunakan.

  1. Belanjakan untuk Hal-hal yang Membuat Kita Lebih Sehat

Sebuah penelitian tentang milenial oleh Goldman Sachs menunjukkan bahwa milenial lebih menjaga kesehatan mereka dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Mereka rela membelanjakan banyak uang untuk athleisure alias pakaian olahraga, makanan organik serta gaya hidup sehat. Jika kita sering makan junk food karena harganya lebih murah, sekarang saatnya kita mengganti kombo burger dengan real food yang sehat. Minumlah jus asli bukan minuman buah-buahan dan daftarlah jadi anggota gym.

Related Posts
1 daripada 1,853
  1. Belanja Online, Pakai Kupon & Bandingkan Harga

Belanja online sangat menyenangkan apalagi ketika musim-musim tertentu, ada banyak kupon dan voucher menarik! Hal yang membuatnya menjadi lebih menyenangkan adalah ketika belanja online dengan uang ang pao, karena bukan uang sendiri. Mau tahu apa yang membuat belanja online lebih baik lagi? Cobalah untuk belanja di website dengan fitur pembanding harga! AIMA Inc. “Born this Way: US Millennial Loyalty Survey” menunjukkan bahwa 57% milenial membandingkan harga ketika berbelanja. Masa-masa ini kita akan banyak melihat penawaran voucher dan kupon yang menarik dari merchant & brand seperti Lazada, Zalora, Uber, Grab, Tokopedia

  1. Daftar Asuransi

Jika kita sudah bekerja, pertimbangkanlah untuk membeli asuransi. Memang sih, perusahaan tempat kita bekerja mungkin sudah memberikan asuransi tapi perlu dicatat perusahaan membelinya dalam jumlah yang banyak untuk semua karyawan. Artinya harga asuransi tersebut lebih mudah dan uang yang ditanggung oleh asuransi tidak sebesar ketika Kita membelinya sendiri. Ketika kita membeli asuransi sendiri, kita dapat memilih prioritas dan jenis asuransi yang kita inginkan. Misalnya, beberapa asuransi hanya menanggung biaya pengobatan kanker hanya jika kita sudah memasuki stadium 4 sementara ada beberapa asuransi yang menanggung biayanya sejak kita didiagnosa.

  1. Masukkan Uang Tersebut dalam Deposito

Bagi para wanderlust di luar sana, tips yang ini untuk kita. Sebagai seorang wanderlust, sayang tiba-tiba disadarkan ketika membaca postingan blogger favorit saya. Dalam postingan-nya, dia berkata bahwa ketika masih muda dia selalu menabung untuk traveling, tapi sekarang dia sudah menikah, pindah ke negara lain dan saat ini sedang jobless. Jika sekarang ia memiliki kesempatan untuk menabung, ia akan menabung untuk masa depan keluarganya. Selama ini saya bekerja mati-matian agar bisa traveling, tapi bagaimana jika suatu hari nanti saya membutuhkan uang dan tidak memiliki sepeserpun karena sudah dipakai traveling? Di lain sisi, saya selalu ‘gatal’ memikirkan destinasi selanjutnya setiap kali pulang dari traveling. Jika kita memiliki masalah yang sama dengan saya, satu-satunya solusi adalah dengan mendepositokan uang tersebut. Dengan begini, kita masih memiliki tabungan plus dapat traveling tanpa rasa bersalah!

  1. Beramal dan Berbagi

Kalau setiap tahun kita mendapat banyak ang pao, mengapa tidak membagikannya kepada mereka yang membutuhkan? Jika kita adalah pencinta binatang, ada beberapa organisasi yang bisa kami bantu seperti WWF, PAWS, PETA, Defenders of Wildlife dan Wildlife Conservatiin Society. Jika kita suka dengan anak-anak, kita bisa menjadi sponsor melalui World Vision, Compassion International dan Save the Children. Masih ada banyak sekali organisas yang bisa kita pilih. Organisasi-organisasi yang saya sebutkan mengharuskan kita mendonorkan uang setiap bulan, jika kita ingin membuat donasi satu kali kita bisa beramal dan berbagi kepada kuil, gereja, panti asuhan dan panti jompo.

  1. Investasi

 ‘Getting rich often has less to do with the money than the mentality’, untuk menjadi kaya lebih kepada mentalitas seseorang daripada uang yang dimiliki, begitu tulis Steve Siebold, seorang self-made millionaire dalam bukunya yang berjudul “How Rich People Think” (Cara Berpikir Orang Kaya). Beberapa poin yang ingin saya tekankan adalah orang kaya memiliki mentalitas untuk beraksi, orang kaya memimpikan masa depan, orang kaya selalu berani menghadapi tantangan dan orang kaya menggunakan uang orang lain. Mari kita susun semua poin tersebut. Orang biasa membeli lotre dan berdoa agar mereka mendapat rejeki, beberapa tidak memiliki tujuan hidup dan takut menghadapi tantangan dan kebanyakan orang berpikir untuk menjadi kaya membutuhkan banyak uang. Sekarang kita memiliki uang ang pao (yang notabene uang orang lain), ambilah tantangan, mulailah berinvestasi dan bermimpilah sebesar-besarnya. Jangan lupa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dan bertanya kepada orang lain mengenai investasi sebelum kita memulai!

  1. Rencanakan Pernikahan

Menurut Pew Research Center, 70% milenial ingin menikah dan 74% ingin memiliki anak di masa depan. Jika kita berencana untuk melamar kekasihmu dan membangun keluarga, pastikan kita menabung semua uang ang pao tersebut selagi masih ada kesempatan untuk ongkos cincin dan bulan madu. Jumlah yang kita dapat mungkin tidak seberapa, tapi ketika hari H telah tiba kita pasti merasa tertolong sekali! (Theresia Clara/iPrice)

Tinggalkan komen