Take a fresh look at your lifestyle.

Belanja Iklan di TV dan Media Cetak Sepanjang 2016 Mencapai Rp 134,8 Trilyun

0 965
foto : dok. Nielsen Indonesia
foto : dok. Nielsen Indonesia

Jakartakita.com – Riset Nielsen Advertising Information Services menyebutkan, pertumbuhan belanja iklan tahun 2016 memperlihatkan pergerakan yang positif dengan nilai pertumbuhan sebesar 14% di akhir tahun 2016.

Dengan angka pertumbuhan tersebut, total belanja iklan di televisi dan media cetak mencapai Rp 134,8 Trilyun.

Riset tersebut juga menyebutkan, kontributor utama untuk pertumbuhan belanja iklan masih dari media TV yang menyumbang 77% dari total nilai belanja iklan dan meningkat sebesar 22% dibandingkan tahun 2015. Sementara itu, belanja iklan surat kabar, majalah, dan tabloid sedikit menurun dengan adanya penurunan jumlah media yang beroperasi.

“Belanja iklan di tahun 2016 menunjukkan pertumbuhan yang sangat positif. Setelah pertumbuhan yang melambat di tahun sebelumnya, di tahun 2016 terlihat bahwa kepercayaan diri pasar sudah bangkit kembali seperti sedia kala. Semua kategori besar menunjukkan pergerakan yang positif,” kata Hellen Katherina, Executive Director, Head of Media Business, Nielsen Indonesia, di Jakarta, Rabu (01/2/2017).

Dijelaskan, untuk periode sepanjang tahun 2016, sepuluh kategori produk dengan belanja iklan tertinggi juga meraih pertumbuhan yang positif.

Related Posts
1 daripada 6,414

Kategori Pemerintahan dan Organisasi Politik masih menjadi pengiklan terbesar dengan nilai belanja iklan Rp 8,1 Triliun dan  bertumbuh 9%, disusul oleh Rokok Kretek dengan total belanja iklan Rp 6,3 Triliun dengan pertumbuhan sebesar 45%.

Pengiklan terbesar ketiga adalah Produk Perawatan Rambut dengan total belanja iklan sebesar Rp 5,7 Triliun dan mengalami pertumbuhan 27% dibandingkan dengan tahun 2015.

Kategori Telekomunikasi menghabiskan belanja iklan sebesar Rp 5,3 Triliun dengan pertumbuhan 25%.

Di urutan ke lima adalah Kopi dan Teh yang tumbuh 24% menjadi Rp 4,7 Triliun. Kategori ini juga merupakan salah satu kategori produk teratas yang mengalami pertumbuhan belanja iklan paling besar dalam sepuluh tahun terakhir yaitu tumbuh hingga 12 kali lipat dibandingkan tahun 2007.

Sementara itu, merek-merek dengan belanja iklan tertinggi sepanjang tahun 2016 adalah Dunhilll (rokok kretek) dengan nilai belanja iklan mencapai Rp 956 Miliar dan tumbuh signifikan hingga 573% dibandingkan tahun 2015, disusul oleh Indomie dengan total belanja iklan sebesar Rp787 Miliar yang berkurang sebesar 19% dibandingkan tahun sebelumnya.

Di peringkat ke tiga untuk pengiklan terbesar adalah Traveloka dengan total belanja iklan sebesar Rp 688 Miliar.

Dari jajaran institusi pemerintahan, Kementerian Kesehatan juga masuk dalam daftar pengiklan terbesar di tahun 2016 di urutan ke enam dengan total belanja iklan dua kali lipat dibanding tahun 2015 yaitu sebesar Rp 569 Milyar.

Tinggalkan komen