Take a fresh look at your lifestyle.

Benarkah Bleisure Travel – Kunci Perusahaan untuk Memiliki Pegawai yang Lebih Bahagia?

0 1,758
foto : istimewa
foto : istimewa

Jakartakita.com – Banyak keuntungan yang bisa didapat pegawai dari Bleisure (business leisure) travel. Namun sayang, para pebisnis belum menyadari potensi yang ada.

Padahal, karyawan yang bahagia cenderung lebih produktif dan sukses dalam pekerjaan–sehingga perusahaan dan pegawai akan sama-sama untung.

Terlebih lagi, bleisure juga bisa menjadi kunci untuk mempertahankan pekerja milenial—yang sering dianggap tidak tetap dan kurang loyal secara profesional.

Dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, Kamis (24/8/2017) disebutkan bahwa, dewasa ini, perjalanan bisnis adalah keuntungan kerja yang sangat dihargai karyawan. Pasalnya, karyawan cenderung menemukan pengalaman yang berharga secara pribadi maupun profesional.

“Riset Booking.com menyebutkan, 30 persen akan menerima pekerjaan dengan gaji lebih rendah jika itu berarti lebih banyak melakukan business travel. Hampir setengah dari wisatawan bisnis (49 persen) memperpanjang perjalanan bisnis mereka ke kota yang berbeda dalam 12 bulan terakhir,” ungkap riset tersebut.

Related Posts
1 daripada 6,899

“Milenial suka mengambil kesempatan ini, melakukan business travel sambil jalan-jalan, mungkin karena mereka memiliki uang terbatas untuk liburan dan belum berkeluarga,” lanjut riset tadi.

Lebih rinci riset mengungkapkan, 48 persen karyawan berusia 18 sampai 34 tahun pernah melakukan perjalanan bleisure (perjalanan bisnis sambil jalan-jalan), sedangkan wisatawan bisnis berusia 35 sampai 54 tahun hanya 33 persen yang pernah melakukan bleisure, dan usia 55 ke atas 23 persen.

Adapun 78 persen milenial sengaja memanfaatkan waktu pribadi dalam perjalanan bisnis. Selanjutnya, 60 persen milenial mengatakan bahwa liburan menguntungkan bisnis mereka dengan membantu mereka berpikir secara lebih luas. 49 persen generasi Baby Boomer juga berpikir seperti ini.

Penelitian terbaru menyebutkan, ada dua alasan utama pebisnis tidak memanfaatkan kesempatan untuk business travel adalah karena mereka tidak punya cukup waktu, atau bahwa kebijakan perusahaan yang tidak mengizinkan.

“58 persen mengatakan bahwa mereka tidak memiliki cukup waktu untuk bleisure. Adapun 18 persen lainnya mengatakan bahwa kebijakan perusahaan mereka tidak mengizinkan,” ungkap hasil riset.

Lebih lanjut, riset juga menyebutkan bahwa untuk menciptakan bleisure yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, pelaku bisnis perlu membangun kebijakan transparan yang dapat memungkinkan karyawan untuk memanfaatkan perjalanan bisnis mereka semaksimal mungkin.

Jadi, untuk menciptakan tenaga kerja yang lebih produktif, apakah sudah saatnya perusahaan mengkaji ulang kebijakan mereka mengenai bleisure?

 

Tinggalkan komen