Take a fresh look at your lifestyle.

ISTMI Gandeng PGN Dorong Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Industri Tanah Air

0 1,044
foto : jakartakita.com/edi triyono

Jakartakita.com – Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri Indonesia (ISTMI) sebagai wadah bernaungnya profesionalisme di bidang teknik dan manajemen industri, menggandeng PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk, menggelar diskusi inspiratif dengan mengusung tema ‘Integrated Ecosystem Industries Demand Creation, Sustainability & Integrated Planning’ yang berlangsung di Jakarta, Selasa 13 Desember 2017 lalu.

Ir. Faizal Safa, M.Sc., IPM.,AER selaku Ketua Umum ISTMI mengatakan, sebagai lembaga nirlaba pihaknya ingin memberikan sumbangsih bagi bangsa tercinta.

“Untuk itulah kami gelar ajang diskusi ini sebagai salah satu wujud komitmen dan kontribusi kami untuk mengedukasi para pelaku bisnis. Ajang bisnis ini sendiri ditujukan untuk mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing industri Tanah Air serta mengenali kondisi, tantangan dan peluang yang ada dan bagaimana menyikapinya. Industri juga perlu dilihat secara menyeluruh, baik dari sisi industri premier – sekunder maupun tersier,” terang Faizal dalam sambutannya.

Ditambahkan, sektor industri migas telah menjadi motor utama penggerak perekonomian nasional dengan kontribusi PDB Nasional sebesar 17,98%. Antara lain melalui 3 industri utama yaitu; industri makanan dan minuman dengan rata-rata kontribusi 5,32% per tahun; industri alat angkut rata-rata kontribusi 1,96% per tahun serta industri barang logam, compute, elektronik, optik dan peralatan listrik rata-rata kontribusi 1,90% per tahun.

“Besarnya peran tersebut menandakan terjadinya penguatan struktur industri ke arah produksi bernilai tambah tinggi dan penggunaan teknologi produksi yang lebih tinggi,” kata Faizal.

Related Posts
1 daripada 6,414

Sementara itu, Group Head Marketing PT PGN, Adi Munandir dalam pembahasannya mengatakan, berdasarkan pemetaan tahun 2016, Kementerian ESDM menetapkan harga gas industri untuk wilayah Sumatra Utara sebesar USD9,95 per MMBTU, di Jawa Barat rata rata USD9,14 per MMBTU, dan Jawa Timur USD8 per MMBTU.

Sehingga pada tahun 2017 secara rata-rata harga gas di Indonesia USD8 hingga USD8,5 per MMBTU.

Sementara harga perbandingan dengan Singapura, lanjut Adi, harga gas untuk masing-masing kategori sekitar USD15 – USD17 per MMBTU. Sementara di Malaysia, diakuinya memang jauh lebih rendah yaitu sekitar USD6 per MMBTU. Namun harga itu karena pemerintah Malaysia memberikan subsidi.

“Untuk pemanfaatan di atas 50.000 MMBTU itu cuma 6 dolar untuk rumah tangga dan industri, tapi harga gas di Malaysia itu disubsidi, data mengenai subsidi pernah mencapai 24,9 miliar ringgit di 2013 dan hari ini mulai diturunkan terus menerus subsidinya itu. Jadi secara avarage harga gas di Indoensia itu masih kompetitif dibandingkan dengan negara lain,” terangnya.

Namun demikian, Adi menegaskan bahwa persoalan harga gas tersebut tidak bisa hanya mengandalkan dari kebijakan perusahaan, namun harus berdasarkan pada regulasi yang ditetapkan pemerintah.

“Industri hulu migas dan juga perusahaan penyalur akan sepenuhnya mengikuti ketentuan yang berlaku,” tandasnya. (Edi Triyono)

 

Tinggalkan komen