Take a fresh look at your lifestyle.

BMT UGT Sidogiri Targetkan Jumlah Aset Mencapai Rp 5 Trilyun di 2020

0 1,431
foto : istimewa

Jakartakita.com – Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BTM UGT Sidogiri Indonesia – Pasuruan, Jawa Timur menggelar acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) untuk tahun 2017.

Dalam RAT kali ini, BMT UGT Sidogiri mentargetkan asset untuk rencana kerja jangka menengah (2018 – 2020) mencapai Rp 5 trilyun.

Adapun untuk tahun buku 2017, asset BMT Sidogiri tercatat mencapai Rp 2,4 trilyun.

Ketua pengurus koperasi UGT Sidogiri Indonesia, KH Mahmud Ali Zain mengatakan, untuk mencapai target tersebut diperlukan kerja yang sangat keras bagi BMT Sidogiri.

“Untuk itu, konsolidasi seluruh pengurus dan anggota untuk mencapai target itu perlu ditingkatkan,” ucap KH Mahmud dalam siaran pers yang di terima Jakartakita.com, Minggu (18/2/2018).

Dalam perkembangan kinerja selama ini, BMT UGT Sidogiri Indonesia telah memiliki jaringan berupa kantor cabang di 49 provinsi dan 1 di mancanegara yakni Malaysia.

Selain itu, di tahun 2017, BMT memiliki jumlah anggota 16.647 anggota dan mengalami kenaikkan dibandingkan dengan tahun 2016 yang berjumlah 16.010 anggota.

Related Posts
1 daripada 6,412

Dalam operasionalnya, BMT UGT Sidogiri juga memberikan pelayanan berupa simpanan, pembiayaan dan layanan multi jasa.

BMT UGT Sidogiri, kata KH Mahmud Ali Zain, terus memberikan keuntungan kepada para anggota, bahkan dalam setiap RAT, BMT UGT Sidogiri selalu mematok sisa hasil usaha (SHU) sebesar 15 persen dan tidak pernah dibawah angka tersebut.

“Itulah komitmen yang selama ini kami lakukan,” ucap KH Mahmud.

foto : istimewa

Sementara itu, Staf Ahli Kementerian Koperasi dan UKM, Untung Tri Basuki mengungkapkan, bahwa literasi tentang berkoperasi selama ini sangat rendah. Hal ini tidak lepas dari pemahaman di masyarakat tentang pemupukan modal yang hanya sekedar simpanan wajib dan simpanan pokok saja.

Dengan demikian, persepsi berkoperasi itu seperti orang berarisan. Pada hal menurut aturan dalam undang – undang tidak demikian.

“Koperasi bisa melakukan pemupukkan modal berupa penerbitan obligasi atau sukuk. Bahkan koperasi bisa menerbitkan PMK seperti yang dilakukan oleh BMT UGT Sidogiri,” terang Untung.

Ditambahkan, jika semua koperasi di Indonesia memahami literasi koperasi dengan baik, diyakini akan muncul koperasi – koperasi hebat seperti koperasi syariah BMT UGT Sidogiri di tanah air ini.

“Tinggal bagaimana diri kita tak pernah lelah dalam edukasi serta membuat kebijakan – kebijakan,” tandas Untung.  (Edi Triyono)

 

Tinggalkan komen