Take a fresh look at your lifestyle.

Modern Cikande Industrial Estate Targetkan Rp 1 Triliun Dari Penjualan Lahan

0 1,220
foto : jakartakita.com/edi triyono

Jakartakita.com – Kawasan industri menjadi hal penting untuk mendukung pertumbuhan investasi. Selain itu, pembangunan kawasan industri mampu mendorong terbukanya lapangan pekerjaan yang lebih luas.

Salah satu kawasan industry yang berlokasi dekat dengan ibukota Jakarta ialah  kawasan industri Modern Cikande, yang merupakan kawasan industri terbesar dan terlengkap di wilayah Cikande, Serang, Banten.

Selama ini, perkembangan kawasan industri Modern Cikande, sebagai salah satu kawasan industri terbesar di barat Jakarta tidak lepas dari lokasinya yang strategis.

Secara geografis, kawasan industri ini terletak di antara wilayah Balaraja dan Serang  yang dapat diakses melalui tol Jakarta – Merak dan dilanjutkan melalui pintu tol Ciujung.

Presiden Direktur PT Modern Cikande Industrial Estate, Pascall Wilson mengatakan, kawasan industri Modern Cikande didukung dengan akses kemudahan menuju tiga pelabuhan besar, yaitu; Ciwandan, Cigading dan Merak Mas.

Dengan letaknya yang strategis, kawasan industri ini menjadi daya tarik bagi industri manufaktur, seperti  industri baja, kimia dan makanan.

foto : jakartakita.com/edi triyono

Saat ini saja, tercatat sudah ada 250 perusahaan aktif yang membangun usahanya di Kawasan Industri Modern Cikande.

“Kurang lebih 250 perusahaan yang memilih kawasan kami untuk investasi  (terutama) di sektor manufaktur,” ungkap Pascall Wilson, dalam acara media visit di Kawasan Modern Cikande Industrial Estate, Serang, Banten, Kamis (8/3/2018).

Lebih lanjut diungkapkan, dari 250 perusahaan yang membangun pabriknya di Kawasan Industri Modern Cikande, sebanyak 61% adalah perusahaan nasional. Sisanya adalah perusahaan asing yang berasal dari berbagai negara, seperti; China, Singapura, Taiwan, Malaysia, Eropa dan Amerika.

Related Posts
1 daripada 6,810

Dia merinci, terdapat enam kategori perusahaan manufaktur yang mendirikan  pabriknya di Cikande, yaitu; industri makanan dan minuman dengan porsi 40%, industri baja dan turunan dengan porsi 15%, industri otomotif dengan porsi 2%, serta industri kimia dan beberapa jenis industri lainnya, seperti; kertas, bahan pakan ternak, dan bahan bangunan dengan total porsi 43%.

foto : jakartakita.com/edi triyono

Pascall menambahkan, dari 3.175 hektare total luas lahan yang ada di kawasan industri Cikande, baru 1.775 hektare yang sudah dikembangkan.

Sementara itu, masih ada 1.400 hektare berupa tanah lowong yang ada di kawasan industri Cikande yang belum digarap.

“Kawasan Cikande salah satu kawasan paling tua dan paling besar di barat  Jakarta,” tuturnya.

Meski demikian, di tahun politik ini, pihaknya tetap optimis penjualan lahan di Modern Cikande Industrial Estate akan tumbuh signifikan dan ditargetkan mencapai Rp 1 triliun, dimana sebelumnya perusahaan hanya mampu menjual senilai Rp 700 miliar.

Sementara itu, Erwin Wijaya selaku Sales & Marketing General Manager PT Modern Cikande Industrial Estate mengatakan, yang menjadi keunggulan dari Modern Cikande Industrial Estate ini adalah hadirnya pintu tol Cikande yang akan segera diresmikan penggunaannya untuk umum.

foto : jakartakita.com/edi triyono

“Pintu keluar tol ini jaraknya nanti tidak lebih dari 1 km dari pintu masuk kawasan industri Cikande. Ini artinya, kurang dari 3 menit sudah sampai ke kawasan tersebut. Adapun daerah industry ini waktu tempuhnya tidak sampai 1 jam dari Jakarta. Selain itu, di barat Jakarta cenderung tol-nya lancar dibandingkan kita mau ke Cikarang, yang macetnya minta ampun,” terangnya.

Lebih lanjut Erwin mengatakan, setelah dibukanya pintu tol Cikande ini, ia memprediksi bakal terjadi lonjakan demand untuk pembelian lahan di Modern Cikande Industrial Estate ini.

“Produk yang kami tawarkan adalah lahan industri siap bangun. Tidak ada ukuran yang standar, tapi disesuaikan dengan kebutuhan investor. Dan di kawasan ini, kami juga ada zoning seperti makanan dan minuman ini, akan kita satukan menjadi kategori clean industry, tidak sama dengan peleburan baja karena mereka lebih polutif,” tandas  Erwin. (Edi Triyono)

Tinggalkan komen