Take a fresh look at your lifestyle.

IHGMA Gelar Rakernas I, Ratusan GM Hotel Bina Desa Wisata Yogyakarta

0 1,320
foto ; istimewa

Jakartakita.com – Indonesian Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) memulai Rakernas yang pertama di Grand Mercure Yogyakarta, Sabtu (5/5/2018) lalu.

Kegiatan yang mengusung tema ‘Budaya untuk Pariwisata, Pariwisata untuk Budaya’ ini, dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwana X, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Aris Riyanta, serta Bupati Sleman, Sri Purnomo.

Adapun dalam Rakernas pertama ini diikuti oleh 250 General Manager dari seluruh Indonesia dan 75 simpatisan.

“Sampai sekarang IHGMA sendiri sudah mempunyai 27 Dewan Pimpinan Daerah yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia. Melalui kegiatan ini, IHGMA berharap bisa membawa budaya sebagai ikon pariwisata serta sebaliknya,” terang Herryadi Baiin, Ketua Panitia Rakernas sekaligus Ketua IHGMA DPD DIY pada sambutan pembukaan seperti dilansir dari siaran pers (08/5).

Dalam rakernas kali ini, IHGMA juga menggelar sejumlah rangkaian kegiatan, diantaranya kunjungan ke desa wisata serta gathering bersama pelaku usaha travel di Yogyakarta.

Related Posts
1 daripada 6,415

“Lewat asosiasi yang diikuti oleh general manager diharapkan bisa memberikan nilai terhadap pariwisata di Indonesia serta meningkatkan daya saing GM Indonesia dengan GM Asing,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Dra. Hj. Sudarningsih Msi menyambut antusias agenda kegiatan yang dilaksanakan IHGMA Indonesia ini.

“Sangat senang sekali dan berterima kasih Desa Gabugan – Sleman sebagai tempat kunjungan para Indonesia Hotel General Manager Association,” ucapnya.

Dijelaskan, Sleman memiliki 31 desa wisata. Kategorinya, desa wisata mandiri ada 9, kemudian desa wisata berkembang ada 12, dan desa wisata tumbuh ada 10.

“Kami sangat mengharapkan sekali dari pihak asosiasi pihak GM Hotel ini bisa berperan serta dalam pengembangan program one hotel one village. Jadi, satu hotel mendampingi desa wisata apapun itu misalnya dari CSR-nya mereka bisa membantu. Tidak dalam bentuk materi pun tidak apa-apa, transfer of knowledge pun bisa karena di desa wisata sekarang ini sudah banyak mempunyai homestay-homestay,” paparnya.

Homestay tersebut, jelas Sudarningsih, merupakan salah satu dari tiga percepatan Kementerian Pariwisata, yaitu go digital, accesibility, dan homestay.

“Memang sedang dikembangkan oleh Kementerian Pariwisata. Homestay ini nantinya bisa dikerjasamakan dengan pihak hotel agar percaya diri untuk penataan tempat tidur dan bagaimana pengelolaan makanannya. Chef-chef-nya nanti bisa diturunkan, kemudian bagaimana menata homestay-nya sendiri. Banyak hal yang bisa ditransferkan untuk peningkatan kapasitas SDM-nya,” jelas Sudarningsih.

Tinggalkan komen