Take a fresh look at your lifestyle.

Tetra Pak Index 2018 Sebut Cara Belanja e-Grocery Kian Digemari

0 2,269
foto : istimewa

Jakartakita.com – Perusahaan pemrosesan dan pengemasan makanan serta minuman, Tetra Pak merilis ‘Tetra Pak Index’, sebuah riset tahunan yang diadakan di beberapa negara termasuk Indonesia, guna mempelajari tren belanja pangan di era omnichannel serta bagaimana pengalaman tersebut dapat menghadirkan kesempatan unik bagi industri makanan dan minuman.

Menurut Communications Manager Tetra Pak Indonesia, Gabrielle Angriani, riset yang memasuki tahun kesebelas ini, menjelaskan pentingnya peranan kemasan produk dalam perjalanan belanja konsumen di era pemasaran berbasis omnichannel ini.

Adapun salah satu aktivitas belanja online yaitu belanja makanan dan minuman secara online (e-grocery), kini dipandang sebagai katalis untuk transformasi e-commerce yang lebih luas.

Cara belanja e-grocery pun kian digemari di seluruh dunia sesuai dengan hasil riset Tetra Pak Index 2018.

“E-grocery telah dipandang sebagai sebagai cara belanja baru yang menyegarkan bagi konsumen, terutama bagi mereka yang terbiasa dengan belanja pangan secara offline. Berdasarkan riset Tetra Pak Index di Indonesia, sebanyak 1,2% konsumen di Jakarta telah berbelanja pangan secara online pada tahun 2016 dan angka ini diharapkan untuk terus tumbuh hingga 5,4% pada tahun 2030,” ucap Gabrielle Angriani di Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Lebih lanjut, riset juga menyebutkan, kegiatan belanja di pasar tradisonal mungkin akan menurun pada tahun 2030 menjadi 46,6% dari sebelumnya di angka 56,3% pada tahun 2016.

“Tren belanja konsumen Indonesia yang perlahan beralih ke e-grocery disambut dengan sangat baik oleh para e-commerce, khususnya Bukalapak. Di Jakarta sendiri, e-grocery berkompetisi langsung dengan minimarket dan supermarket karena permintaan konsumen akan pengalaman belanja yang mudah dan cepat, serta akses internet yang membaik. Sebagai contoh, di Bukalapak, untuk kategori RTD saja kami mencatat puluhan juta minuman terjual di semester 1 2018 melalui marketplace dan melalui distribusi ke UKM Warung di seluruh Indonesia,” ujar Rahmat Danu Andika, Associate Vice President of O2O Business Bukalapak.

Filippo Candrini, Managing Director HappyFresh Indonesia menambahkan, sebagai pelopor di kategori e-grocery, pihaknya berkomitmen untuk menjaga kualitas produk dari pembelian hingga sampai ke tangan konsumen.

“Kami mempekerjakan personal shopper yang telah diberikan pelatihan khusus untuk dapat memilih produk berkualitas serta mengemasnya dengan aman sebelum menyampaikannya ke tangan kurir untuk diantarkan dalam box tertutup. Konsumen telah memberikan kepercayaannya kepada kami untuk memilih serta menjaga produk-produk yang nantinya akan dinikmati oleh seluruh keluarga,” jelasnya.

Related Posts
1 daripada 6,798

Ditambahkan, memastikan produk yang diterima memiliki kualitas yang sama seperti pada saat konsumen memilihnya secara langsung di supermarket merupakan prioritas utama perusahaan.

Selain membahas tentang tren e-grocery, hasil riset Tetra Pak Index juga memberikan wawasan tentang empat faktor utama yang mempengaruhi pasar e-grocery, yaitu:

1.Kemudahan, penentu utama dalam aktivitas belanja online akibat meningkatnya permintaan konsumen akan produk yang mudah dan nyaman di dapat serta kemasan yang praktis;

2.Teknologi dan Kinerja yang terus mengubah rantai pasokan (supply chain), terutama dalam hal kecepatan pengiriman barang yang diprediksikan dapat dikirimkan dalam waktu 10 menit pada tahun 2025 serta perilaku belanja konsumen secara menyeluruh, contohnya pola belanja konsumen dengan jumlah sedikit namun dengan frekuensi yang lebih sering;

3.Keberlanjutan, dimana konsumen mulai peduli akan pentingnya menggunakan produk dari perusahaan yang peduli akan isu lingkungan hidup, termasuk isu penggunaan plastik, daur ulang serta ekonomi melingkar (circular economy) yang menjadi sorotan utama belakangan ini.

4.Personal dan Unik, brand berupaya menghadirkan produk yang dapat dipersonalisasi bagi pembeli sebagai pembeda dari produk lainnya di pasaran, serta untuk meningkatkan loyalitas dan penjualan.

“Riset kami membuktikan bahwa daya tahan dan efisiensi kemasan menjadi persyaratan penting dalam kegiatan belanja online. Bahkan hasil riset pun menunjukkan bahwa kemasan yang efisien secara berat maupun ruang dapat memberikan pengurangan volume transportasi sebesar 30-50%,” jelas Gabrielle.

Lebih lanjut diungkapkan, sebagai perusahaan yang menawarkan solusi pemrosesan serta pengemasan bagi makanan dan minuman, Tetra Pak juga menawarkan inovasi terbaru dalam era omnichannel ini melalui teknologi Kemasan menggunakan QR Code unik dan Radio-Frequency Identification (RFID).

Teknologi pengemasan cerdas dengan QR Code unik memungkinkan setiap paket produk untuk diberikan tanda pengenal yang unik/berbeda.

Kode-kode ini dapat dibaca oleh perangkat pemindaian data atau smartphone biasa. Inovasi tersebut memungkinkan adanya interaksi antara produk dengan konsumen untuk berbagi informasi seputar sumber bahan dasar, fakta nutrisi, maupun aktivitas promosi dan informasi lingkungan.

“Di saat yang sama, dengan wawasan yang ditangkap melalui kode-kode digital ini, brand dapat terus meningkatkan pengalaman belanja dan membuatnya lebih personal bagi konsumen. Dengan mengaplikasikan teknologi QR Code unik dan RFID, pengusaha serta perusahaan akan terbantukan dalam memenangkan era omnichannel,” tandas Gabrielle.  (Edi Triyono)

 

Tinggalkan komen