Take a fresh look at your lifestyle.

Ada Apa Dengan 7-Eleven?

5 3,441

Jakartakita.com : Sobat Jakarta, siapa di antara kita yang tidak kenal dengan 7-Eleven?  Sejak pertama kali didirikan di daerah Bulungan – Blok M, Jakarta Selatan di bulan November 2009, gerai 7-Eleven  menyebar cepat ke pelbagai daerah. Di Jakarta sendiri pada akhir tahun 2011, sudah ada 57 gerai 7-Eleven. Dan jumlah ini dipastikan akan terus bertambah dengan cepat seiring dengan waktu.

Tempat nongkrong anak gaul

Di negara asalnya Amerika Serikat, 7-Eleven yang pertama kali didirikan di Texas, Amerika Serikat pada tahun 1927 adalah convenience store atau toko kelontong. Namun kepopuleran 7-Eleven bak virus menular ddi Jakarta. Kehadirannya begitu cepat seperti jamur di musim hujan. Dalam jangka waktu 2 tahun, 7-Eleven sudah ada dimana-mana. Bahkan mengalahkan kepopuleran Alfamart, Indomart bahkan Circle K yang terlebih dahulu eksis.

Menilik dari sejarahnya, sebenarnya, 7-Eleven pernah hadir di Indonesia pada tahun 1980-an, namun usianya tidak lama. Sejak 1998, Seven & I Holdings Co (pemilik 7-Eleven Jepang) mulai mendekati PT Modern International (distributor Fuji Film) untuk melakukan kerjasama. Namun eksekusi itu tidak berhasil karena dihantam krisis moneter. Baru pada tahun 2006, saat penjualan rol film untuk kamera analog mulai menurun, PT Modern International mulai serius membuka jalan 7-Eleven di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan faktor penting pendorong berkembangnya outlet 7-Eleven di Indonesia.

Akhirnya setelah mengalami perjalanan yang cukup panjang, outlet 7-Eleven yang pertama dibuka di akhir tahun 2009. Sejak itu, jumlah gerainya pun meningkat pesat dalam waktu yang relatif singkat. 7-Eleven menjadi ikon fenomenal untuk tempat nongkrong. Dengan jam buka 24 jam 7 hari dalam seminggu, 7-Eleven hampir tidak pernah sepi dari pengunjung, terutama di hari libur.

Potret 7-Eleven di Amerika Serikat
Related Posts
1 daripada 2,977

Jika di luar negeri terutama di Amerika Serikat, outlet 7-Eleven berukuran kecil seperti layaknya mini market yang menjual barang-barang kelontong. Maka outlet 7-Eleven Indonesia lebih mirip resto dengan ukuran outlet yang jauh lebih besar lengkap dengan bangku-bangku dan meja-meja cozy untuk hang out.

Inilah mengapa 7-Eleven dengan cepat merebut popularitas Alfamart, Indomaret, Circle K dan sebagainya? Mengapa perolehan izin mendirikan 7-Eleven sepertinya terlihat mudah tidak mengindahkan sejumlah minimarket yang telah berdiri sebelumnya di lingkungan sekitar? Karena memang 7-Eleven mendaftarkan izinnya kepada Dinas Pariwisata sebagai restoran. Izin yang berbeda dengan minimarket semacam Alfamart, Indomaret, Circle K, dan sebagainya.

Slurpee

Makanya jangan heran kalau orang-orang Indonesia datang ke 7-Eleven bukan untuk membeli sabun mandi, sikat gigi atau gula seperti di minimarket. Para pengunjung 7-Eleven adalah mereka yang ingin menikmati Slurpee, Gulp atau menyantap Big Bite sambil kongkow bersama teman-teman atau menikmati fasilitas Wi-Fi gratis.

Satu yang disayangkan dengan fenomena 7-Eleven dengan target pasar anak muda. Hanya di 7-Eleven lah ABG dapat dengan mudah mendapatkan dan menikmati sebotol Heineiken atau Bir sambil kongkow. Hal yang dianggap tabu dilakukan di tempat terbuka lainnya.

Gulp & Big Bite

Terlepas dari poin negatif itu, 7-Eleven  adalah potret keberhasilan peritel asing menjajah pasar Indonesia. 7-Eleven demikian jeli menangkap potensi pasar di Indonesia. Jangan heran bila suatu hari nanti target PT Modern Putra Indonesia yang ingin mengembangkan outlet 7-Eleven di Indonesia hingga 500 outlet hingga akhir 2014 dari target total 6.000 outlet akan tercapai. Bisa dibayangkan seperti apa nanti jadinya? Mungkin sudah saatnya peritel asli Indonesia belajar dari keberhasilan 7-Eleven sebelum terlambat. Atau kita harus sudah membiasakan diri untuk ‘say good bye’ dengan Alfamart, Indomart dan sebagainya? (Risma)

Tunjukkan Komen (5)