Take a fresh look at your lifestyle.

Laut dan Udara, Jalur Utama Masuknya Narkoba

0 1,867

jakartakita.com: Berdasarkan hasil riset media yang dilakukan Indonesia Media Monitoring Centre (IMMC), jenis kejahatan narkoba yang paling marak di Indonesia adalah pengedaran atau penyelundupan. Dari total 1.220 pemberitaan soal varian-varian kejahatan narkoba, 51% bermodus pengedaran atau penyelundupan. Sementara berita tentang penggunaan narkoba sebesar 46%. Hanya 2% saja pemberitaan yang mengangkat tentang produksi barang haram itu. Demikian disampaikan IMMC dalam rilisnya.

Menurut keterangan Muhammad Farid, Direktur Riset IMMC, modus kejahatan narkoba di Indonesia sangat beragam. Pengedaran merupakan salah satu yang paling vital. Farid menjelaskan bahwa jalur pengedaran narkoba memanfaatkan semua lini. Baik laut, darat dan udara.

Farid menjelaskan:“Pengedar memanfaatkan semua lubang jalur yang ada. Ini terlihat dari hasil riset media yang dilakukan IMMC, yang menunjukkan bahwa persentase peradaran melalui jalur laut, darat dan udara cukup merata. Dari seluruh pemberitaan soal peredaran narkoba, 40% berita peredaran dari luat, darat 32%, sementara udara 27%. Laut memang masih menjadi pintu gerbang utama jalur peredaran narkoba di Indonesia. Tapi, secara umum kita bisa lihat angka persentasenya cukup proporsional. Artinya, para pelaku pengedaran narkoba memanfaatkan secara optimal peluang di tiga jalur tersebut.”

Berdasarkan temuan IMMC, para pengedar narkoba juga banyak berlatarbelakang Warga Negara Asing (WNA). Sebanyak 25% dari pengedar narkoba di Indonesia adalah WNA. Selebihnya adalah warga negara Indonesia yang berasal dari berbagai latarbelakang: 48% adalah masyarakat umum, 10% petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), 4% polisi, 4% pihak swasta, dan 2% pelajar/mahasiswa. Selebihnya berasal dari berbagai profesi yang lain.

Related Posts
1 daripada 4,928

“Dari angka tersebut, terlihat peran WNA sangat besar. Ini paralel dengan fakta bahwa masuknya peredaran narkoba banyak menggunakan jalur laut dan udara. Di sisi lain, temua IMMC tersebut menunjukkan bahwa peredaran narkoba masih melibatkan pihak-pihak yang peran, fungsi dan tanggungjawabnya justru sebagai pemberantas kejahatan narkoba. Misalnya, petugas lapas dan polisi. Ini menunjukkan bahwa sebagai sebuah sistem, modus peredaran narkoba menyelusup sangat dalam sampai ke sendi-sendi pemerintahan,” ungkap Farid.

Kemana tujuan peredaran narkoba di Indonesia? Hasil riset media yang dilakukan IMMC menemukan bahwa dari seluruh pemberitaan tentang peredaran narkoba, sebesar 43% nya tentang peredaran barang haram itu di Jakarta. Ini menunjukkan bahwa Jakarta salah satu titik penting peredaran narkoba. Sementara Bali menjadi kawasan kedua yang menjadi tempat peredaran narkoba, yaitu 13%. Setelah itu Jawa Barat (10%), Jatim (8%), Riau (6%), Sumatera Utara (5%). Selebihnya tersebar di berbagai provinsi.

Farid menjelaskan bahwa sangat realistis jika Jakarta dan Bali menjadi dua kawasan utama peredaran narkoba. Posisi Jakarta sebagai ibu kota dan kawasan metropolis merupakan latarbelakngnya. Sementara Bali, lanjut Farid, sebagai kawasan wisata yang cukup terbuka secara budaya, sosial dan teritori, membuat kawasan ini sangat potensial menjadi salah satu sentral peredaran narkoba.

Temuan IMMC lainnya tentang peredaran narkoba menunjukkan bahwa 78% pelakunya adalah pria, sedankan 21% wanita. “Dilihat dari sisi jenis kelamin, pelaku pengedaran narkoba didominasi pria, hampir sepertiganya. Demikian juga para pemakainya, 68% pria dan 32% wanita,” jelas Farid.

Secara umum, IMMC mendorong peran media dalam optimalisasi upaya pemberantasan dan pencegah kejahatan narkoba. Media, menurut Farid, memiliki peran yang sangat penting. “Peran media bukan hanya terbatas pada sisi sosialisasi dan kampanye anti narkoba, tapi juga mendorong agar pemerintah bersikap tegas dan melakukan strategi yang integral untuk meredam kejahatan narkoba ini,” kata Farid.

Tinggalkan komen