Take a fresh look at your lifestyle.

Trem, Potret ‘Busway’ Jakarta Tempo Dulu

0 1,531
foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Tahukah Anda, jauh sebelum bus Transjakarta melintas di jalanan ibukota. Dahulu, Jakarta sudah punya angkutan yang melintas di jalur khusus layaknya bus Transjakarta. Namanya trem.

Sejarah trem di ibukota Jakarta yang dahulu masih bernama Batavia, sudah ada sejak tahun 1869. Memang saat itu, trem belum secanggih bus pada umumnya. Trem zaman dahulu masih menggunakan tenaga kuda. Setiap gerbong trem ditarik tiga hingga empat ekor kuda.

Walau hanya bertenaga kuda, namun rute trem ini terbilang panjang. Salah satu rutenya yaitu dari Kwitang ke pasar ikan. Makanya tak heran banyak kuda yang sakit kemudian meninggal karena kelelahan menarik gerbong trem. Sejarah mencatat, setidaknya ada 500-an kuda penarik trem yang mati selama tiga tahun trem tenaga kuda beroperasi.

Trem bertenaga kuda ini juga penyebab polusi nomer satu di jalanan Batavia saat itu. Kotoran kuda berceceran di sepanjang jalan. Makanya trem bertenaga kuda ini hanya bertahan selama 12 tahun.

Pada tahun 1881, trem bertenaga uap yang menggunakan bahan bakar batubara mulai beroperasi. Konon, trem uap ini memiliki jam operasi dari pukul 06.00 pagi hingga 19.00 malam. Jarak tempuh kereta uap juga lebih panjang. Rutenya dari Pasar Ikan ke Gajah Mada hingga Harmoni, berlanjut ke Kramat melalui Pasar Baru dan lapangan Banteng, kemudian ke Meester Cornelis (Jatinegara) melewati Salemba dan Matraman.

Related Posts
1 daripada 5,509

Trem uap ini konon memberlakukan tarif sesuai fasilitas yang diberikan. Tarif termahal adalah 20 sen untuk  keturunan Eropa.  Sedangkan kelas ke II, yang diperuntukkan bagi keturunan Arab, Tionghoa, dan bangsawan pribumi, ongkosnya 10 sen. Sedangkan kelas III diperuntukkan untuk pribumi biasa. Kelas III ini mirip kereta ekonomi ‘kelas kambing’ zaman sekarang yang penumpangnya tidak hanya manusia tetapi juga sayuran dan hewan peliharaan.

Meski lebih baik dibandingkan trem bertenaga kuda. Suara trem uap sangat memekakan telinga. Di musim penghujan, kereta uap sering mogok.

Sekitar 20 tahun kemudian atau tahun 1901 trem listrik mulai diperkenalkan. Meski demikian, trem upa tetap beroperasi. Trem uap akhirnya berhenti beroperasi pada 1933 karena semua trem sudah menggunakan listrik.

Trem listrik punya cerita tersendiri bagi warga Jakarta. Seiring dengan lonjakan penduduk Jakarta, trem listrik pun selalu penuh. Bahkan, setelah proklamasi kemerdekaan, trem listrik tetap bertahan sebagai transportasi utama di kota Jakarta.

foto: istimewa
foto: istimewa

Trem listrik mengoperasikan lima jalur, seperti Menteng – Kramat – Jakarta Kota. Senen – Gunung Sahari. Menteng – Merdeka Timur – Harmoni. Menteng – Tanah Abang – Harmoni.

Trem listrik berakhir pada tahun 1960 di masa Wali Kota Sudiro. Ketika trem hendak digusur, Sudiro memohon pada Presiden Soekarno agar jaringan trem dari Jatinegara – Senen tetap dipertahankan. Tapi Bung Karno, Presiden RI pertama, menolak dan menganggap trem tidak cocok untuk kota semacam Jakarta. Trem listrik dianggap biang kemacetan, terutama di kawasan jalan Gajah Mada. Soekarno lebih setuju dibangun metro atau kereta api bawah tanah.

Pada kenyataannya, setelah trem listrik dihapus, penggantinya adalah bus, yang dikelola oleh PPD. Baru tahun 2004, Bus Transjakarta yang merupakan ‘reinkarnasi’ dari trem mulai beroperasi. Dan mungkin dalam waktu yang tak lama lagi, transportasi impian Soekarno, bakal terwujud di Jakarta, seiring dengan beroperasinya MRT dan subway.

Tinggalkan komen