Take a fresh look at your lifestyle.

Ini Dia Asal-Usul Seragam Polisi Indonesia Bertuliskan ‘Turn Back Crime’

1 1,305
foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Teror bom dan aksi tembak-tembakan di kawasan Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat pada 14 Januari lalu membuat publik terkesima akan aksi keren para polisi Indonesia tak kalah dengan jagoan polisi di film barat. Netizen pun tak habis-habisnya membahasa soal seragam keren yang dipakai oleh para polisi, termasuk polisi ganteng Teuku Arsya Khadafi yang sempat dikira si ganteng Rino Soedarjo.

Para polisi itu mengenakan kaus polo biru dongker, pantalon kargo berwarna khaki, dan low top sneakers berwarna senada. Santai tapi tetap modis, layaknya eksekutif muda ngopi di kafe pada akhir pekan. Ditambah pistol teracung, banyak perempuan merasa menonton film aksi meski yang disaksikannya adalah berita di televisi.

Related Posts
1 daripada 4,928

Seragam tersebut merupakan bagian dari Turn Back Crime (TBC). Ini adalah program International Criminal Police Organization—juga dikenal dengan Interpol—untuk menggugah kesadaran masyarakat melawan kejahatan terorganisasi di sekeliling mereka. Di Indonesia, TBC diluncurkan pada akhir November lalu. Karena tujuannya merangkul warga kota, busananya pun “melebur” dengan lingkungan sekitar.

“Menjaga penampilan ketika disorot publik itu penting untuk membangun citra polisi yang lebih baik,” kata Ajun Komisaris Besar Eko Hadi Santoso, Kepala Sub-Direktorat Reserse Mobil Polda Metro Jaya, seperti dikutip dari Koran Tempo, Kamis (28/1/2016) lalu.

Eko juga mengatakan kalau keseluruhan penampilan baru para polisi itu tak lepas dari peran Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Krishna Murti. Pak Krishna hanya butuh dua hari untuk memutuskan seragam Turn Back Crime. Dia mempertahankan biru dongker yang identik dengan Interpol. Di bagian dada kanan, terpampang “Turn Back Crime”, di lengan kanan ada Merah Putih, dan bagian punggung terdapat tulisan “Polisi”. Adapun warna khaki dia anggap paling pas sebagai padanan kaus seragam tersebut. Urusan sepatu, bebas, selama memudahkan gerak. Kebanyakan petugas memilih sneakers dan boot berpotongan rendah. Ada juga yang lebih nyaman dengan sepatu lari.

Namun tentu saja itu bukan seragam resmi kepolisian. Penggunaannya sebatas olah tempat kejadian perkara, rekonstruksi, gelar perkara, dan temu media. Polisi lapangan tetap berpakaian bebas agar tidak ketahuan penjahat yang diincarnya.

Tunjukkan Komen (1)