Take a fresh look at your lifestyle.

Garuda Indonesia Hadirkan Layanan Sub Kelas Ekonomi ‘Economy Basic’

0 1,586
foto: istimewa

Jakartakita.com – Maskapai Penerbangan PT Garuda Indonesia pada tanggal 30 Mei 2018 lalu, resmi membuka sebuah layanan baru untuk produk sub kelas ‘Economy Basic’. Produk baru tersebut menawarkan harga terjangkau, tetapi dengan layanan yang optimal khas bintang lima.

Layanan sub kelas ekonomi tersebut rencananya akan diberlakukan khusus rute penerbangan ATR72-600 dan Bombardir CRJ 1000 untuk beberapa destinasi.

Menurut Direktur Niaga Domestik Garuda Indonesia, Nina Sulistyowati, sudah saatnya Garuda Indonesia mengakomodir demand market kelas ekonomi.

“Ini sejalan dengan potensi market yang khususnya untuk rute penerbangan shot haul ATR 72-600 dan Bombardir CRJ 100,” katanya di Jakarta, Rabu (30/5/2018).

Menanggapi adanya rute penerbangan baru tersebut, Ketua Umum Ikatan Mantan Awak Kabin Garuda Indonesia (IMAKGI), Santo Kadarusman merespon positif langkah yang dilakukan maskapai penerbangan plat merah tersebut dalam melakukan inovasi dan menghindari potensi kerugian dengan membuka layanan sub kelas ekonomi.

Menurut Santo, dengan adanya layanan ini, maka terbuka kesempatan menggarap target market penumpang baru, khususnya untuk destinasi ke luar Jawa. Karena itu, perlu adanya langkah untuk mengakomodasi kesempatan tersebut, termasuk membuka sub kelas ekonomi.

Related Posts
1 daripada 6,460

“Ini baru namanya inovasi dan kreatif sehubungan adanya kesempatan dan peluang dengan adanya target market baru untuk tujuan Medan, Palembang, Balikpapan Pontianak dan Makassar,” ujar Santo dalam siaran pers, baru-baru ini.

Sementara itu, menanggapi adanya rencana aksi mogok kerja karyawan Garuda Indonesia, menurut Santo hal itu karena adanya ketidakpuasan, terutama menyangkut masalah kesejahteraan didalamnya.

Dijelaskan, sangat tidak mungkin bila karyawan Garuda Indonesia berencana melakukan aksi mogok massal yang melibatkan hampir 10.000 karyawan, bila tidak ada penyebab yang membuat para karyawan terpaksa melakukan aksi mogok kerja.

“Pastinya, ada sebab dan ada akibat. Tentunya ada hal-hal ketidakpuasan yang memicu hingga crew dan karyawan harus berencana melakukan aksi seperti itu,” jelas Santo.

Menurut Santo, sah-sah saja jika karyawan garuda yang di gawangi Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) untuk melakukan aksi demi menyuarakan aspirasi dan menuntut hak kesejahteraan.

Meski demikian, Santo berharap agar para karyawan Garuda bisa lebih bijak dalam menyampaikan aspirasinya. Jangan sampai dalam menuntut hak dan menyampaikan aspirasi tersebut merugikan masyarakat luas. Khususnya penumpang pesawat.

“Saya rasa sah-sah saja (aksi demo), namun alangkah baiknya dalam penyampaian aspirasi, tuntutan ataupun harapan, tidak harus merugikan masyarakat luas. Tentunya bukan sebuah permasalahan, masih bisa di musyawarahkan,” pungkasnya.

Tinggalkan komen