Take a fresh look at your lifestyle.

Kerap Magang Industri, Mahasiswa Universitas Pertamina Raih Juara Riset

0 2,068

Tiket Pesawat Murah Airy

foto : istimewa

Jakartakita.com – Mahasiswa Universitas Pertamina berhasil meraih prestasi di ajang Oil and Gas Intellectual Parade (OGIP) yang diselenggarakan oleh UPN Veteran Yogyakarta, dengan tampil sebagai juara 1 dan 2 dalam kategori Geothermal Study Case Competition.

Mata kuliah inilah yang mengantarkan para mahasiswa untuk menyabet juara 1 di ajang Oil and Gas Intellectual Parade (OGIP) yang diselenggarakan oleh UPN Veteran Yogyakarta, dalam kategori Geothermal Study Case Competition.

Tim yang menamai diri mereka LATERAL, berhasil meraih juara 1 dengan mengajukan gagasan untuk pengembangan lapangan geothermal dengan mekanisme tiga sumur eksplorasi dan empat sumur deliniasi menggunakan drilling jenis slim-hole.

Dies Valley selaku ketua tim, dalam wawancara daring, Minggu (18/4), mengatakan bahwa dalam tahap pengembangan ke depan, lapangan eksplorasi tersebut dapat memiliki 21 sumur produksi dan tujuh sumur injeksi.

Related Posts
1 daripada 2,064

“Hasil perhitungan keekonomian proyek selama 30 tahun yang telah disusun oleh tim, menunjukkan bahwa dengan biaya Capital Investment Cost sebesar 361,500,000 USD proyek akan menghasilkan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 8,324%,” jelasnya.

Dies bersama anggota tim lainnya, M. Fadil Akhwan, dan Gadis Wahyu Ramadhani juga mengungkapkan pentingnya untuk melakukan sosial dan edukasi kepada masyarakat di sekitar lokasi proyek mengenai potensi energi geothermal. Pasalnya, sumber EBT ini, masih belum banyak diketahui oleh masyarakat.

Adapun sebagai juara 2 di ajang yang sama dengan kategori yang sama, juga diraih oleh tim dari Universitas Pertamina. Tim yang beranggotakan Arif Aulia Fikri, Galih Bayu Permadi, dan M. Alpex Firstonda tersebut menamai diri mereka CONDENSATE.

Galih selaku ketua tim, menyebutkan bahwa mereka memiliki dua skema dalam menyelesaikan kasus geothermal yang diberikan.

“Kami mengusulkan pemboran eksplorasi untuk produksi dan pemboran eksplorasi untuk delineasi dengan menggunakan sumur kombinasi, yakni slim-hole dan standard-hole. Menurut tim, ini adalah strategi terbaik untuk menghasilkan energi dengan jumlah maksimum,” jelasnya.

Lebih lanjut Galih menuturkan, pengaplikasian pembelajaran di kelas dalam bentuk studi kasus seperti ini dapat lebih mempersiapkan diri mereka untuk terjun ke dunia industri nantinya.

“Selain pembelajaran di kelas dan di laboratorium, kami juga sering melakukan kunjungan lapangan baik ke lokasi proyek maupun ke industri. Saya pribadi, merasa lebih siap kerja karena ilmu yang didapat bukan hanya sebatas teori tetapi juga praktek bahkan melihat kondisi nyata yang terjadi di industri energi,” tandasnya. (Edi Triyono)


Tinggalkan komen