Jakartakita.Com: Menjadi orang nomer 1 di DKI Jakarta merupakan dambaan bagi sebagian orang. Namun memutuskan untuk masuk dalam bursa Pemilukada DKI Jakarta 2012 tentu saja bukan perkara mudah. Setiap bakal calon (balon) Gubernur & Wagub DKI Jakarta tidak hanya memerlukan kesiapan mental dan pendukung tetapi juga harus memiliki kesiapan dana yang lebih dari cukup untuk kampanye.
Untuk bisa menang di Pemilukada DKI Jakarta yang akan berlangsung lima bulan lagi, seorang calon paling tidak harus meraih 60% suara. Untuk meraih popularitas sebanyak itu. Menurut Direktur Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) Husin Yazid, paling tidak seorang calon membutuhkan biaya sebesar 75- 100 M. (2/2/2012). Biaya sebesar itu digunakan untuk pencitraan di berbagai media massa, seperti; Koran, televisi, radio, baliho, dan lain-lain.
Kalau perkiraan kasar saja, untuk commercial break berdurasi 30 detik pada saat prime time di televisi membutuhkan biaya sebesar 20 juta. Bisa dibayangkan berapa jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk menayangkan iklan berulang-ulang tentang profil setiap calon dalam rangka meningkatkan awareness masyarakat?
Itu baru biaya untuk pasang iklan di televisi. Belum biaya iklan di media cetak, radio, pasang baliho, umbul-umbul, kaos, sebar pamflet, hingga menyewa konsultan media untuk berpromosi melalui jejaring sosial (Facebook, twitter) dan blog.
Jumlah 100 M bukanlah angka mati. Kemungkinan besar malah bisa lebih. Semoga siapapun calon yang terpilih untuk DKI-1 nantinya tidak terpikir untuk segera mengembalikan uang 100 M yang dikeluarkan untuk kampanye. (Risma)