Komite Nasional Keselamatan Transportasi bersama dengan tim investigasi dari KNKT Rusia akan menyelidiki hilangnya sinyal pesawat Sukhoi Superjet 100 saat menabrak tebing di kawasan Gunung Salak, Jawa Barat. Sinyal tersebut seharusnya muncul saat kondisi darurat terjadi.
Sinyal seharusnya muncul dari alat emergency located transmitter (ELT) saat pesawat dalam kondisi darurat dan menghantam benda asing dan juga air. Seluruh terminal penangkap sinyal tidak berhasil menerima sinyal dari ELT milik Sukhoi yang menghantam tebing Gunung Salak tersebut.
Namun hingga berita diturunkan, dua alat receiver terminal milik Basarnas yang diletakkan di Indonesia bagian timur dan juga di Jakarta tidak berhasil menangkap sinyal itu. Bahkan, alat penerima sinyal di Singapura dan Australia juga tidak menerima deteksi sinyal Sukhoi.
Selain akan menyelidiki permasalahan sinyal Sukhoi, KNKT juga akan menelusuri alasan pilot menurunkan ketinggian dengan begitu drastic sebelum kehilangan kontak. Awalnya, Sukhoi terbang di ketinggian 10.000 kaki, tetapi tiba-tiba pilot memberitahukan akan turun sampai 6.000 kaki.
Sebelumnya, pesawat Sukhoi Superjet 100 dengan nomor penerbangan RA36801 hilang kontak pada koordinat 06° 43′ 08″ Lintang Selatan dan 106° 43′ 15″ Bujur Timur. Koordinat itu diperkirakan dekat Cidahu, Gunung Salak.
Kedatangan Pesawat Sukhoi Superjet 100 ke Indonesia merupakan bagian dari jadwal road show Sukhoi di Asia. Promosi yang diselenggarakan Rabu (9/5/2011) diselenggarakan oleh PT Trimargarekatama selaku agen penjualan Sukhoi di Indonesia. Pada hari Rabu (9/5/2012), pesawat tersebut melakukan penerbangan sebanyak dua kali. Penerbangan pertama dari Halim Perdanakusuma menuju Pelabuhan Ratu pukul 12.00 WIB dengan penumpang pebisnis di bidang penerbangan, antara lain dari: Kartika dan Sky Aviation yang masing-masing telah memesan 15 dan 12 unit pesawat.
Setelah terbang sekitar 35 hingga 45 menit, pesawat pun kembali ke Halim Perdanakusuma dalam kondisi selamat. Penerbangan kedua dilakukan pukul 14.12 WIB dengan mengangkut hampir 45 orang. Delapan orang di antaranya merupakan awak pesawat warga Rusia. Penumpang lainnya dari media massa dan utusan perusahaan di bidang penerbangan. Tim SAR gabungan berhasil menemukan puing pesawat itu di kawasan Cidahu, Gunung Salak. (Risma)