Minimnya fasilitas air bersih dan toilet di sejumlah venue yang mengganngu kenyamanan atlet adalah dalah salah satu laporan yang muncul hingga hari ini.
“Sampai hari ini air dan toilet belum berfungsi (di lokasi pertandingan),” kata Manajer Tim Atlet Menembak DKI Jakarta, Fahira Idris.
“Atlet itu sekarang mau nyaman… toilet harus berfungsi dan air harus ada… saya berharap kontraktor bisa menyelesaikan ini semua pada hari Kamis (13/09) saat pertandingan resmi cabang ini.”
Fahira juga mengeluhkan arena pertandingan yang menurutnya tidak memenuhi syarat layak sesuai standar yang ada.
“Pada lapangan menembak 25 meter dibuat tidak sesuai dengan peraturan akibatnya apa kami megalami kerugian karena di nomor ini tidak diakui rekor nasionalnya karena yang seharusnya 18 line sedangkan sekarang yang ada dibuat hanya 12 line,” jelasnya kepada Wartawan BBC Indonesia, Andreas Nugroho.
Padahal kata dia atlet menembak asal Jakarta mengandalkan nomor ini untuk mendulang medali dan menajamkan prestasinya.
Pendanaan terhambat
Panitia penyelenggara PON Riau sendiri membantah adanya kendala dalam penyelenggaraan pertandingan akibat belum selesainya pengerjaan gedung dan fasilits pertandingan.
Sementara soal fasilitas seperti air dan toilet yang masih belum berfungsi, mereka mengaku sudah mengatasinya.
“Itu memang ada keluhan soal itu yang masuk namun segera diatasi dan saya rasa sekarang sudah selesai,” kata Juru Bicara Panitia Penyelenggara PON, Ridar Hendri.
“Seluruh venue sudah selesai 100 persen secara fungsional.”
“Inilah PON terburuk menurut saya dari segi kenyamanan atlet dan fasilitas, atlet sempat didiamkam selama tujuh jam di dalam bus untuk mendapatkan akomodasi” Fahira Idris
Dia mengatakan keterlambatan pengerjaan sejumlah fasilitas pertandingan PON Riau karena anggaran pemerintah terlambat turun.
“Kemarin kan ada masalah keterlambatan pendanaan yang turun karena ada anggota DPRD yang ditangkap KPK karena gratifikasi sehingga pembahasan anggaranya jadi terlambat. Sehingga anggarannya yang sudah ada tidak bisa dicairkan secara cepat dan beberpa pekerjaan sempat tertunda namun tidak sampai hari H.”
Namun menurut Manajer Tim Atlet Menembak DKI Jakarta, Fahira Idris yang bermasalah tidak hanya kesiapan venue, tapi juga administrasi dan akomodasi atlet yang berlaga.
“Hotel untuk atlet kami jatahnya kan 17 kamar tapi hanya diberikan 13 kamar jadi ada yang satu kamar ditempati tiga atlet, kan tidak bagus seperti ini,” kata Fahira.
Menurutnya keluhan serupa juga datang dari atlet cabang lain yang bertanding pada PON kali ini.
“Inilah PON terburuk menurut saya dari segi kenyamanan atlet dan fasilitas karena atlet sempat didiamkam selama tujuh jam di dalam bus untuk mendapatkan akomodasi.”
PON XVIII di Riau kali ini sendiri digelar mulai 9-20 September serta diikuti oleh 6.515 atlet dan mempertandingkan 39 cabang olahraga.
RY – Jakartakita.Com/BBCIndonesia