”Sepuluh waduk masih dalam kondisi normal, tetapi enam masuk dalam kategori waspada, yaitu Saguling, Cirata, Jatiluhur di Jawa Barat, Sermo di Yogyakarta, Waduk Bili Bili Sulawesi Selatan dan Lahor, Karang Kates Jawa Timur,” tutur Dirjen Sumber Daya Air, Kementrian PU, Muhammad Amron kepada wartawan BBC Indonesia, Ervan Hardoko.
Penyebabnya adalah kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia.
Walau dalam kondisi waspada, waduk-waduk itu masih bisa berfungsi untuk membangkitkan listrik maupun menyalurkan air bersih dan irigrasi.
”Tinggi air di enam waduk tersebut menurun. Di Jatiluhur saat ini sudah mencapai 92 meter. Lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 102 pada periode yang sama,” kata Amron.
Tetapi Amron memastikan pasokan air dari enam waduk tersebut masih dalam kondisi aman.
”Contohnya Jatiluhur, pasokan air masih bisa dialirkan meski ketinggian mencapai 70 meter karena yang terendah adalah 59,” tambah Amron.
Diperkirakan ketersediaan air di enam waduk ini masih mencukupi sampai bulan Oktober atau ketika mulai masuk musim hujan.
Langkah penghematan
“Tinggi air di enam waduk tersebut menurun. Di Jatiluhur saat ini sudah mencapai 92 meter. Lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 102 pada periode yang sama.” Muhammad Amron
Rendahnya curah hujan di puncak musim kemarau tahun ini menimbulkan kekhawatiran kekeringan di sejumlah wilayah di Indonesia mengingat pasokan air yang semakin terbatas.
Menurut Muhammad Amron, teknologi modifikasi cuaca dengan membuat hujan buatan baru bisa diterapkan di akhir musim kemarau ketika sudah ada bibit uap.
Oleh karena itu, saat ini yang bisa dilakukan adalah pengelolaan waduk dengan cara penghematan.
Muhammad Amron mengatakan penghematan terutama dilakukan untuk irigasi pertanian.
”Saat ini bukan pada musim tanam, jadi pasokan air untuk irigasi ke pertanian tidak menjadi prioritas, hanya di irigasi sesuai kapasitas yang ada.”
Sementara untuk kebutuhan air minum, Amron menjamin masih bisa dipenuhi.
Selain di Pulau Jawa, kawasan yang paling rentan terhadap ancaman kekeringan adalah Nusa Tenggara Timur.
Pemerintah Indonesia menyatakan telah menyiapkan dana sebesar Rp3 triliun untuk mengatasi dampak kekeringan tahun ini.
RY – Jakartakita.Com/BBIndonesia