“Jika menyebut calon dengan pasangannnya maka Joko Widodo dan pasangannya Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok itu unggul sedikit, tidak sampai satu persen,” kata Direktur LSI Kuskridho Ambardi di Jakarta seperti yang dilaporkan oleh Wartawan BBC Indonesia, Andreas Nugroho.
Dalam survei yang mereka lakukan sepanjang 2-7 September lalu, LSi menyimpulkan pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama akan meraih dukungan 45,6 persen sementara pasangan Fauzi Bowo-Nahrowi 44,7 persen jika pemilukada dilakukan saat ini.
Namun kondisi sangat mungkin berubah karena menurut Kuskrido yang juga akrab dipanggil Dodi Ambardi ini, hasil penelitian yang dilakukan lembaganya ini memiliki margin of error sebesar kurang lebih lima persen.
Sentimen SARA
LSI yang bekerja sama dengan Majalah Tempo dalam surveinya melakukan wawancara tatap muka terhadap 399 responden dan tersebar di 80 TPS yang dipilih secara acak di Jakarta.
Survey Pilgub Jakarta
- Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Dalam format pilihan kepada calon gubernur saja, Fauzi Bowo memperoleh 44,3 persen dan Jokowi 45,0 persen. Dalam format pilihan pasangan cagub, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli 44,2 persen dan Jokowi-Basuki 45,6 persen. Survei diumumkan pada 15 September 2012
- Soegeng Sarjadi School for Government (SSSG) Pasangan Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama memperoleh 36,74%, sementara Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli 29,47%. Survei diumumkan pada 14 September 2012.
Dodi mengatakan dalam penelitiannya kali ini mereka juga melihat kampanye yang menonjolkan isu SARA tidak terlalu berdampak pada pemilih Jakarta khususnya yang beragama Islam.
“Itu tidak sepenting yang selama ini diduga oleh para elit politik dan tim sukses masing-masing calon. Meski sejumlah pemilih menganggap faktor agama itu penting namun tidak sebesar yang diperkirakan elit politik.”
Dalam surveinya LSI menemukan suara pemilih beragama Islam di Jakarta yang mencapai 85 persen terbelah ke dalam kedua kubu.
Menurut Dodi dari jumlah itu 50 persen muslim mengarahkan dukungannya kepada Foke-Nara sementara 42 persen mengarahkan pilihannya kepada Jokowi-Ahok.
Perbedaan 8 persen ini menurutnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu berpengaruh.
Sementara sekitar 15 persen pemilih dari kelompok non Muslim terlihat solid untuk memberi dukungan kepada Jokowi-Ahok.
Limpahan dukungan
Baik pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Joko Widodo-Basuki Tjahaya Purnama diperkirakan akan mendapat limpahan dukungan dari pendukung pasangan kandidat kepala daerah yang tersingkir pada putaran pertama pilkada.
Sekitar 57 persen dari pendukung pasangan Hidayat Nur Wahid- Didik Rachbini diperkirakan akan mengalihkan dukungannya kepada Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, 30 persen sisanya akan mendukung Jokowi-Ahok.
Sementara 85 persen pendukung Faisal Basri dan Biem Benyamin diprediksi akan mengalihkan dukungannya untuk pasangan Jokowi-Ahok.
LSI juga mencatat sejauh ini pemilih Fauzi Bowo dan Jokowi di putaran pertama relatif solid untuk melanjutkan dukungan pada masing-masing calon pemimpin andalan mereka.
Dalam kesimpulannya, LSI menilai bahwa daya saing Jokowi atas Fauzi Bowo ditentukan oleh penilaian kritis warga kelas menengah terhadap calon incumbent di samping karena polarisasi etnik.
“Ini kaya semacam protes dari kelas menengah terhadap calon incumbent atau Foke,” kata Dodi yang juga pengajar di Fisipol UGM ini.
Selain LSI sejumlah lembaga survei juga telah memaparkan hasil penelitian mereka tentang tema serupa. Saat ini sebagian besar masih mengunggulkan posisi Jokowi dan Ahok, meski dengan selisih tipis.
Rio Yotto – Jakartakita.Com/BBCIndonesia