Warga Swiss akan tentukan aturan soal rokok

Jakartakita.Com: Warga di Swiss akan segera memberikan suaranya untuk menentukan jadi tidaknya penerapan aturan pelarangan merokok secara menyeluruh di ruang publik tertutup.

Mereka rencananya akan memberikan suaranya pada hari Minggu (23/09) waktu setempat.

Selama ini pengelola hotel, restoran dan bar di Swiss selalu menyediakan ruang khusus merokok bagi pengunjungnya namun hal ini mendapat kritikan karena dinilai dapat membahayakan kesehatan pekerja di tempat tersebut.

Aturan tentang larangan ini sebelumnya telah dikenalkan sejak dua tahun lalu namun tenggelam seiring dengan kuatnya loby yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan tembakau dan pengusaha makanan.

Jajak pendapat di Swiss sejauh ini menunjukan sebagian besar warga negara itu menolak usulan tentang aturan larangan merokok di dalam ruang publik tertutup.

Wartawan BBC di Swiss, Imogen Foulkes mengatakan rencana Swiss menangani isu tentang perlindungan terhadap perokok pasif jauh tertinggal dari negara-negara tetangganya.

Aturan sangat ketat terhadap para perokok di ruang publik tertutup telah lama diterapkan di Jerman, Itali, dan Prancis.

Saat ini penerapan aturan pembatasan merokok di ruang publik tertutup diterapkan secara berbeda di sejumlah daerah di Swiss.

Laporan menyebutkan hanya delapan wilayah distrik atau cantons yang secara tegas menerapkan larangan mereokok di ruang publik tertutup dan salah satunya adalah Jenewa.

Untung rugi

Sedangkan 18 wilayah lainnya memberikan kelonggaran terhadap larangan itu dengan menyediakan ruang khusus merokok.

Sejumlah pendukung aturan larangan merokok mengatakan ada banyak dampak positif yang didapat melalui penerapan aturan itu.

“Di canton yang telah menerapkan aturan ini secara ketat kami melihat adanya penurunan hingga 20 persen angka warga yang dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung, insiden kardiovaskular dan sejumlah persoalan lain terkait dengan itu,” kata Dr Jean-Charles Rielle yang juga anggota komite penyusun rancangan aturan larangan merokok kepada AFP.

“Di canton yang telah menerapkan aturan ini secara ketat kami melihat adanya penurunan hingga 20 persen angka warga yang dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung, insiden kardiovaskular dan sejumlah persoalan lain terkait dengan itu” Jean -Charles Rielle

Namun warga yang menentang aturan itu mengatakan bahwa mereka akan kehilangan keuntungan bisnis jika aturan tersebut diterapkan di seluruh wilayah Swiss.

“Di Jenewa saat aturan ini muncul dua tahun lalu kami diberi tahu bahwa klien baru akan datang kembali ke tempat kami,” kata Presiden Asosiasi Pengelola Kafe, Restoran dan Hotel di Jenewa, Laurent Terlinchamp.

“Namun ternyata itu tidak terjadi karena saat ini keuntungan usaha kami merosot antara 10 hingga 30 persen tergantung dari jenis usaha yang kami jalankan.”

Jajak pendapat terakhir menunjukan 52 persen warga Swiss menolak penerapan aturan tersebut sementara 41 persen lainnya setuju sedangkan 7 persen warga lainnya masih belum menentukan pilihannya.

RY – Jakartakita.Com/BBCIndonesia

Comments (0)
Add Comment