Senat Uruguay mengetuk palu tanda persetujuan setelah pemungutan suara dengan hasil 17-14.
Legislasi itu mengizinkan perempuan untuk mengakhiri kehamilan selama belum melampaui minggu ke 12.
Keputusan itu memicu kontroversi di negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Katolik Roma. obat penggugur kandungan
Aktivis pro dan anti aborsi mengkritik undang-undang yang mereka sebut sebagai kompromi.
Proposal untuk melegalkan aborsi sebelumnya telah disetujui di tingkat bawah Kongres dan Senat, tetapi politisi dari kedua kubu sepakat mengubah beberapa bagian dan melaksanakan pemungutan suara ulang.
Aborsi versus adopsi
Aktivis pro aborsi mengatakan banyak nyawa akan diselamatkan jika aborsi dilakukan secara legal dan aman.
“Dengan undang-undang ini, kita bergabung dengan negara-negara maju yang telah membebaskan aborsi dan bahwa hal itu bukan sebuah pelanggaran hukum,” kata Senator pemerintah Luis Gallo.
Aktivis pro aborsi menolak perubahan proposal yang memaksa perempuan untuk memberikan argumen pada panel ahli kenapa mereka ingin mengakhiri kehamilan.
Setelah itu, mereka harus menunggu beberapa hari atau periode perenungan, sebelum mengambil keputusan akhir.
Politisi anti aborsi mengatakan pemerintah harus lebih mempromosikan adopsi anak dan bukan aborsi.
“Aborsi bukan tindakan medis. Hal itu tidak melindungi dan menjaga kesehatan pasien,” kata Senator oposisi Alfredo Solari. cytotec
Aborsi legal dan dapat dilakukan di rumah sakit mana saja di Kuba.
Aborsi juga diizinkan di banyak negara bagian Mexico selama kehamilan belum melampaui 12 minggu.
Sedangkan di negara Amerika Latin lainnya, aborsi hanya diizinkan dalam kasus pemerkosaan atau jika kehamilan mengancam jiwa perempuan.
RY – Jakartakita.Com/BBCIndonesia