Jakartakita.com: Pakar hortikultura dari Universitas Pertanian Bogor (IPB) mengungkapkan bahwa buah lokal memiliki kandungan gizi lebih bagus ketimbang impor.
“Secara kemasan, diakui buah impor lebih unggul namun dari aspek kandungan gizi, buah lokal juaranya,” katanya dalam perbincangan Kamis (3/1) kemarin.
Karena itu, ujarnya, pemerintah harus membangun sistem penjualan buah lokal yang lebih baik.
“Kelemahan pemasaran yang dilakukan oleh petani masih cenderung konvensional. Petani selama ini setelah panen langsung menjual ke tengkulak dengan harga murah, kemudian dari tengkulak ini menjual ke pedagang dengan harga diatas rata-rata,” jelasnya.
“Bandingkan dengan importer, yang memiliki sistem pemasaran rapi dan teroganisir hingga ke unit pedagang kecil,” sambungnya.
Selama ini, Indonesia hanya mengimpor buah antara 600 ribu-700 ribu ton pertahun, atau 5 persen dari total produksi buah lokal yang mencapai 16 juta ton. Jumlah tersebut merupakan 20 jenis buah tropis yang dimiliki Indonesia.
Indonesia hingga saat ini masih tercatat sebagai eksportir terbesar untuk buah manggis, mangga dan pisang.
“Ekspor kita terbesar untuk manggis ke China”.
Untuk mendorong cinta produk buah lokal, ia menyarankan agar sosialisasi difokuskan kepada ibu rumah tangga melalui kegiatan PKK dan Posyandu.
“Yang perlu di didik adalah ibu karena ibu yang menentukan menu buah-buahan di keluarga,” jelasnya.(RRI)