2013, Pelecehan Seksual pada Anak Diperkirakan Meningkat

Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait.

Jakartakita.com: Komisi Nasional Perlindungan  Anak (Komnas PA) mengimbau masyarakat, khususnya orang tua agar waspada dengan ancaman kekerasan seksual pada anak.

Ketua Komnas Perlindungan Anak, Aris Merdeka Sirait, memprediksi kekerasan seksual yang mengancam anak pada 2013 akan semakin meningkat. Prediksi tersebut mengaca dari aduan masyarakat pada 2012 ke Komnas PA.

Sepanjang tahun lalu, Komnas PA menerima 2.600 kasus kekerasan terhadap anak dan dari jumlah itu 62 persen merupakan kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang terdekat misal orang tua, ayah tiri, guru termasuk guru spiritual. Dan terbukti, pada 2 Januari 2013, pihaknya menerima kasus kekerasan seksual nan keji yang menimpa bocah berusia 11 tahun berinisila RE.

“Kami prediksi ancaman kekerasan seksual semakin tinggi dan semakin canggih. Ini perlu diwaspadai,” kata Aris dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Sabtu (5/1)

Tidak dipungkiri, di balik kebaikan teknologi dengan segudang manfaat, juga menjadi ancaman bagi masa depan anak. Biasanya pelaku mencari korban yang memiliki hubungan kurang dekat dengan orang tua. Lantas si anak mencari pelampiasan di luar rumah misalnya dengan jejaring sosial. Kondisi itulah kemudian dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melancarkan aksinya.

Pada perbincangan sebelumnya, Aris Merdeka Sirait menilai ada beberapa faktor penyebab “anak” cenderung menjadi korban kekerasan seksual. Pertama,   anak merupakan sosok lemah dan tidak mampu membela diri sehingga anak-anak rentan menjadi korban kekerasan dan pemerkosaan oleh orang dewasa.

Kedua, anak-anak korban pemerkosaan, cenderung tertutup dengan keluarga termasuk dengan orang tua sehingga pelaku menjadi leluasa menjadikan anak sebagai mangsa. Ini terlihat dari kasus yang menimpa bocah RE. Orang tua bocah itu, tidak mengetahui kalau anaknya diduga menjadi korban kekerasan seksual. Orang tua baru mengetahui setelah diperiksa oleh dokter, padahal si ibu kerap melihat perubahan perilaku signifikan dari RE yang cenderung tertutup, murung dan malas sekolah.

Aris mendorong agar orang tua lebih maksimal dalam mengawasi perkembangan anak-anaknya dan jeli melihat tingkah laku keseharian anak.

Biasanya anak yang menjadi korban kekerasan selalu dibawah ancaman, dan anak setiap hari bertemu dengan pelaku. Ancaman itu yang membuat anak kerap ketakutan dan menjadi murung.

“Orang tua harus jeli terhadap anak, misalnya perubahan perilaku yang dulunya ceria menjadi pendiam, sekarang menjadi takut pergi sekolah. Ini bisa diantisipasi,” imbaunya. (RRI)

Comments (0)
Add Comment