Jakartakita.com – Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), penyakit Hepatitis B termasuk salah satu diantara sepuluh penyakit paling mematikan saat ini. Namun seiring kemajuan teknologi dibidang kedokteran, Hapatitis B dapat disembuhkan. Saat ini, sekitar lebih dari 350 juta orang di dunia terinfeksi virus tersebut dan satu juta orang meninggal setiap tahun.
Dalam bahasa kesehatan, Hepatitis B merupakan suatu penyakit infeksi pada hati yang disebabkan virus Hepatitis B. Infeksi Hepatitis B kronik atau jangka panjang dapat mengakibatkan kerusakan hati yang parah seperti pengerasan hati atau sirosis dan kanker hati atau karsinoma hepatoseluler, yang dapat mengakibatkan kematian. Menurut info terakhir yang dirilis Badan Kesehatan Dunia (WHO), Hepatitis B endemik di China dan bagian lain di Asia termasuk di Indonesia.
Data WHO tersebut juga menyebutkan, sebagian besar orang di kawasan ini bisa terinfeksi Hepatitis B sejak usia kanak-kanak. Di sejumlah negara di Asia, 8-10 persen populasi orang dewasa mengalami infeksi Hepatitis B kronik. Penyakit hati yang disebabkan Hepatitis B merupakan satu dari tiga penyebab kematian dari kanker pada pria, dan penyebab utama kanker pada perempuan.
Untuk mengedukasi masyarakat mengenai Hepatitis B, RS Premiere Jatinegara pada akhir Februari lalu mengadakan Bincang Sehat bertema “Hepatitis B dan Penanganannya” yang menghadirkan Dr. Irsan Hasan, Sp. PD-KGEH sebagai pembicara utama. Menurutnya, Hepatitis B di Indonesia banyak dialami masyarakat yang berada di Indonesia Timur.
Lebih lanjut ia menjelaskan, karena Infeksi tersembunyi dari penyakit ini, membuat sebagian besar orang merasa sehat dan tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi dan berpotensi untuk menularkan virus tersebut kepada orang lain. Penderita penyakit itu, katanya lagi, umumnya tidak mengalami gejala tertentu yang khas, dan baru bisa diketahui melalui tes kesehatan. Oleh karena itu, sambungnya, penderita dan kelompok yang memiliki faktor risiko Hepatitis B perlu menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin.
“Sebenarnya ada tanda-tanda seseorang yang bisa dideteksi mengalami gejala Hepatitis B, yaitu mata berwarna kuning. Dan untuk bayi yang baru lahir wajib segera diberikan vaksin hepatitis B tidak lebih dari 24 jam setelah lahir. Adapun mitos bahwa berjemur dibawah sinar matahari dapat menghidarkan diri dari penyakit hepatitis itu salah, bahkan dapat membahayakan kulit dari sinar UV,” ungkap Dr. Irsan Hasan.
Ia juga mengungkapkan, penularan virus ini bisa terjadi melalui transfusi darah, hubungan seks, memakai tato, dan menggunakan jarum suntik secara bergantian yang biasanya dilakukan para pengguna narkoba. Bahkan ada yang berpendapat bisa menular melalui keringat. Namun hal tersebut dibantah oleh Dr. Irsan Hasan. “Jadi, tidak benar jika ada anggapan bahwa virus Hepatitis B bisa menular melalui keringat,“ jelas Dr. Irsan Hasan.
Penyakit ini, lanjutnya, sebenarnya bisa dicegah dengan melakukan pola hidup sehat, penyuntikan vaksin Hepatitis B dan memeriksakan kesehatan diri secara teratur.
Kabar baiknya, sambungnya, untuk penderita Hepatitis B, kini telah ada empat jenis obat untuk mengatasi Hepatitis B yang terlisensi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) dan tersedia di Indonesia yaitu Entecavir (ETV), Lamivudine (LVD) dan Telbivudine.