Sebelumnya diberitakan tarif KRL Commuter Line justru mengalami penurunan dari tarif progresif awal. Dengan adanya Public Service Obligation (PSO) alias subsidi pemerintah, tarif KRL Commuter Line mengalami penurunan. Untuk lima stasiun pertama yang awalnya Rp 3.000, disubsidi Rp 1.000, menjadi Rp 2.000 dan untuk tiga stasiun selanjutnya yang awalnya Rp 1.000, disubsidi Rp 500, menjadi Rp 500.
Tarif progresif KRL Commuter Line yang lebih murah dari rencana tarif awal tampaknya membuat masyarakat antusias naik moda transportasi ini. Tampak gerbang kereta dan fasilitas parkir membeludak.
Antusiasme serupa juga terlihat di dalam stasiun. Beberapa KRL Commuter Line yang melintas bahkan pintunya tak ditutup karena kepenuhan menampung penumpang. Sementara antrean penumpang di peron menjadi lebih padat dari biasanya.
Penurunan yang cukup drastis ini mengakibatkan tarif KRL Bogor-Jakarta yang biasanya Rp 9000 menjadi hanya Rp 5000. Tentu saja hal ini menarik minat penumpang yang semula menggunakan moda transportasi mobil pribadi atau angkutan umum berupa bis atau minibus untuk beralih menggunakan KRL. Apalagi pasca kenaikan harga BBM yang berdampak pada naiknya tarif angkutan umum dan sejumlah harga kebutuhan pokok. (Risma/Maya)