Jakartakita.com: Anda pekerja kantoran yang setiap hari bekerja di depan komputer? Atau Anda si ‘gadget freak’ yang hampir seharian tidak bisa lepas dari aktivitas mengutak-atik gadget? Jika jawabannya ‘ya’, maka Anda beresiko terkena neuropati atau kerusakan saraf tepi.
Berdasarkan hasil riset Consumer Behaviour & Lifestyle Study yang dilakukan oleh MarkPlus (2014), 1 dari 2 orang usia di atas 30 tahun telah mengalami gejala neuropati dan 1 dari 4 orang merasakan gejala neuropati pertama kali di usia 26-30 tahun. Padahal neuropati merupakan kondisi kerusakan saraf yang seharusnya dialami oleh mereka yang berusia 40 tahun ke atas. Penyebabnya diduga adalah aktivitas sehari-hari dan gaya hidup masyarakat Indonesia yang dapat menyebabkan neuropati, seperti; mengetik, mengendarai motor/mobil, sering menggunakan high heel bagi wanita, dan aktivitas lainnya yang dilakukan secara berulang.
Konsultan neurologis dari Departement Neurologi FKUI/RSCM, Dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K) menjelaskan, neuropati merupakan istilah untuk kerusakan syaraf. Trauma pada syaraf akibat gerakan berulang-ulang saat mengetik dapat menyebabkan peradangan pada tendon dan saraf tepi pada pergelangan tangan dan jempol yang memicu gejala neuropati seperti kesemutan, kebas, nyeri. Dan jika hal ini dibiarkan dalam jangka waktu lama dapat berisiko menyebabkan gangguan saraf yang lebih berat, seperti kelumpuhan.
“Sayangnya sebanyak 90% masyarakat Indonesia ternyata belum pernah mendengar istilah neuropati. Minimnya pengetahuan membuat mereka tidak tahu bagaimana cara menjaga kesehatan saraf dan kegunaan vitamin neurotropik”, ujar Prof. Dr. dr. Moh Hasan Machfoed Sp.S(K), M.S, Ketua Umum PERDOSSI.
Menurut Dr. Manfaluthy, “Neuropati dapat dicegah dengan gaya hidup sehat, seperti; asupan gizi yang seimbang, olahraga teratur dan istirahat yang cukup dan mengkonsumsi vitamin neurotropik sejak dini secara teratur”.
“Neurobion adalah salah satu vitamin neurotropik yang aman dikonsumsi untuk menjaga kesehatan saraf dan memperbaiki kerusakan saraf tepi yang menyebabkan kesemutan, kebas dan nyeri.” Ujar dr. Fatimah Pitaloca, Medical Manager, Divisi Consumer Health PT Merck Tbk pada Acara Media Workshop Neurobion di FX Sudirman, Kamis (5/6/2014). (Risma)