Jakartakita.com: Tahukah Anda kalau ternyata gaya hidup orang kota membuat orang kota lebih beresiko terkena gangguan saraf yang disebut neuropati. Menurut survei terkini yang dilakukan oleh PT Merck yang melibatkan 900 responden pria dan wanita berusia 30-50 tahun di 6 kota besar, prevalensi gejala neuropati lebih dari 50 persen atau diderita satu dari dua orang, khusus mereka yang berusia di atas 30 tahun. Bahkan, survei tersebut juga menyebutkan satu dari empat orang mulai merasakan kesemutan dan kebas di usia 26-30 tahun.
Dokter spesialis saraf Manfaluthy Hakim yang juga merupakan konsultan neurologis FKUI/RSCM mengatakan, prevalensi kerusakan saraf tepi yang tinggi pada orang perkotaan dikarenakan faktor gaya hidup seperti; aktifitas mengetik dengan gadget, mengendarai motor dan mobil, duduk dalam waktu yang lama, mengetik di komputer bisa memicu neuropati, dan gerakan berulang lainnya,” tutur dia dalam media workshop bertajuk “Waspadai Gaya Hidup Berisiko Neuropati” di Jakarta, Kamis (5/6/2014).
Survei tersebut dilakukan PT.Merck di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, dan Palembang di tahun 2014. Menurut survei tersebut, aktivitas mengetik dengan gadget dilakukan sebanyak 61,5 persen responden, mengendarai motor dan mobil 58,5 persen, duduk dalam waktu yang lama durasi 5-7 jam 53,7 persen, aktivitas dengan gerakan berulang 54,4 persen, mengetik dengan komputer 52,8 persen.
Neuropati ditandai dengan gejala umum berupa kram, kaki kesemutan dan baal (mati rasa). Penyebabnya karena trauma saraf akibat aktifitas berulang, penuaan, penyakit sistematik seperti kencing manis dan kekurangan vitamin neurotropik.Walaupun gejala terlihat sepele, namun juka tidak segera diatasi bisa berakibat fatal.