Adapun kriteria utama pemeringkatan Fortune Global 500 berdasarkan total pendapatan perusahaan per tahun fiskal ang berakhir 31 Desember 2013 dan telah mempublikasikan Laporan Keuangan Audited sebelum 31 Maret. Kemudian total pendapatan tersebut akan dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya.
Total pendapatan 500 perusahaan terbaik ini ditaksir mencapai US$ 31,1 triliun, naik 2,5 persen dari tahun 2012. Sementara keuntungan meningkat 27 persen mendekati US$ 5,8 triliun.
Pertamina menduduki peringkat ke 123 dalam Fortune Global 500 2014. Posisi perusahaan yang dipimpin oleh Karen Agustiawan ini turun jika dibanding dengan posisi tahun sebelumnya. Di 2013, Pertamina menduduki peringkat ke 122.
Di 2014 ini, posisi Pertamina berada satu peringkat di bawah China Development Bank dan satu peringkat di atas Marubeni.Pertamina dilaporkan memperoleh omzet sekitar US$ 71,1 miliar pada 2013, naik tipis 0,3 persen dari 2012. Sementara laba perusahaan pada 2013 meningkat 11% menjadi US$3,07 miliar dari tahun sebelumnya US$2,77 miliar, kendati masih mengalami rugi sebesar Rp5,7 triliun pada Bisnis LPG non subsidi 12kg.
Dengan peningkatan tersebut, Pertamina secara total telah tercatat sebagai produsen migas terbesar di Indonesia. Pada 2013, realisasi produksi panas bumi mencapai 21,73 juta ton atau naik 38,5% dibandingkan 2012 yang hanya mencapai 15,69 juta ton.
Produksi tersebut diperkirakan terus meningkat di masa mendatang seiring dengan target peningkatan kapasitas produksi sedikitnya 800 MW pada 2018.
Prestasi membanggakan lainnya bagi perusahaan Indonesia adalah PT PLN (Persero). PT PLN (Persero) sukses membuktikan kinerjanya dengan menjadi perusahaan Indonesia yang masuk dalam Fortune Global 500 tahun 2014. Sebagai pendatang baru, PLN masuk di urutan 477 perusahaan terbesar.
PLN membukukan pendapatan usaha tahun 2013 sebesar Rp257,4 triliun, naik 10,6 persen dari pendapatan usaha tahun 2012 sebesar Rp232,7 triliun. Meningkatnya pendapatan usaha di tahun 2013 ini berasal dari perpaduan antara kenaikan volume penjualan tenaga listrik dan kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang diberlakukan bertahap setiap triwulan mulai pemakaian Januari 2013.
Kenaikan volume penjualan merupakan akibat pertumbuhan ekonomi nasional yang berdampak pada penambahan 3,8 juta pelanggan baru. Penambahan jumlah pelanggan sebesar itu merupakah upaya yang luar biasa dari Perseroan dalam melayani kebutuhan listrik masyarakat dimana sampai dengan akhir tahun 2013 total pelanggan Perseroan telah mencapai 54 juta.(Risma)