Berdasarkan penelitian itu juga, masyarakat yang sering menghabiskan waktu melakukan aktivitas dengan gerakan berulang (repetitif) merasakan gejala neuropati seperti kebas dan kesemutan. Hasil riset juga membuktikan, 1 dari 2 orang usia di atas 30 tahun telah mengalami gejala neuropati. Sebanyak 1 dari 4 orang merasakan gejala neuropati pertama kali di usia 26-30 tahun.
Tak hanya penggunaan sepatu hak tinggi saja yang bisa memicu neuropati. Berdasarkan hasil riset tersebut yang dilakukan dengan sampel tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar, Medan, dan Palembang, menemukan masyarakat Indonesia menghabiskan waktunya dengan melakukan aktivitas dan gaya hidup beresiko neuropati. Antara lain, mengetik dengan gadget (61,5%), mengendarai motor dan mobil (58,5%), duduk dalam waktu yang lama dengan durasi 5-7 jam (53,7%), mengetik dengan komputer (52,8%), aktivitas dengan gerakan berulang seperti mencuci, memasak, menyapu (54,4%) yang banyak dilakukan oleh ibu rumah tangga.
Banyak ibu rumah tangga yang tidak menyadari aktivitas dengan gerakan berulang seperti mencuci, memasak, menyapu dan lainnya yang mengandalkan kekuatan otot tangan dapat menyebabkan gangguan saraf neuropati. Keluhan seperti kesemutan, kebas, nyeri, serta kelemahan pada pergelangan dan telapak jika berlangsung dalam jangka waktu lama dapat berisiko menyebabkan gangguan saraf yang lebih berat, seperti kelumpuhan.
Namun, ibu-ibu rumah tangga tidak perlu khawatir berlebihan. Gangguan saraf neuropati dapat dicegah tanpa harus melepaskan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga yang harus mengurus rumah. Ibu-ibu rumah tangga bisa mencegah neuropati dengan rutin berolahraga, istirahat yang cukup dan mengkonsumsi vitamin neurotropik. (Risma)