Jakartakita.com: Salah satu penyebab neuropati adalah gangguan saraf yang disebut Carpal Tunnel Syndrome (CTS). CTS atau sindrom lorong karpal adalah gangguan saraf pada pergelangan tangan akibat gerakan berulang naik turun atau getaran yang terus-menerus pada pergelangan tangan yang mengakibatkan pembengkakan tendon dan menekan saraf medianus pada daerah tersebut.
Kalau saraf medianus bisa tertekan atau terjepit, maka bisa terjadi gangguan fungsi, baik yang sifatnya sementara maupun permanen. Dampaknya paling awal ada pada saraf sensorik. Ketika saraf terjepit, tangan bisa terasa kebas dan kesemutan. Selain saraf sensorik, CTS juga bisa berdampak pada saraf motorik, di mana kekuatan genggaman akan berkurang.
Penderita CTS biasanya merasakan gejala kesemutan dan kebas, cenderung terasa memburuk di malam hari. Gerakan mengibas-ngibaskan tangan terkadang bisa mengurangi gejala meski hanya sementara.
Kasus CTS sering ditemukan pada usia muda dan produktif yang dalam kesehariannya tidak bisa lepas dari ‘gadget’, pengendara motor yang paling sering melintasi jalan bergelombang sehingga batang kemudi motor kerap mengalami getaran, dan pekerja yang mengandalkan aktivitas tangan secara berlebihan. Wanita bahkan mempunyai resiko 3 kali lipat lebih banyak untuk terkena Carpal Tunnel Syndrome dibandingkan dengan pria.
Jika Anda termasuk dalam golongan beresiko CTS. Beristirahatlah sejenak, saat tangan Anda mulai merasa lelah. Hal itu akan mengurangi resiko munculnya CTS.
Selain itu, para penderita diabetes mellitus, obesitas, rheumatoid arthritis, ibu hamil juga lebih rawan terkena, karena saraf-sarafnya yang lemah dan tidak tahan terhadap tekanan. Kebiasaan merokok juga dapat memicu terjadinya CTS, karena asap rokok yang terhisap dapat mengurangi aliran darah termasuk ke saraf medianus.