Dua Kondisi Musiman di Akhir Tahun Jadi Biang Kerok Anjloknya Rupiah

Jakartakita.com – Walaupun Rupiah sempat menguat pada perdagangan antarbank di Jakarta, Rabu (17/12) pagi, hingga tujuh poin menjadi Rp12.718 per dolar AS dibandingkan posisi terakhir kemarin, Rp12.725 per dolar AS, banyak pihak masih saja khawatir dengan kondisi nilai tukar Rupiah ini.

Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan, ada dua kondisi musiman di akhir tahun, yang menjadi penyebab melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Hal Ini disampaikannya saat konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta pada Selasa (16/12).

“Ada yang sifatnya seasonal. Pertama, memang nilai tukar dolar, menguat hampir di seluruh mata uang di dunia. Rupiah terhadap mata uang lain selain US Dollar, pergerakannya tidak seperti rupiah terhadap dolar. Jadi karena memang US Dollar menguat terhadap seluruh mata uang. Jadi ini gejala global,” jelasnya.

Kedua adalah pengaruh dari permintaan dolar di dalam negeri yang meningkat. Ini disebabkan oleh banyak perusahaan yang membutuhkan dolar untuk pembayaran utang atau mengirimkan hasil keuntungan.

“Di akhir tahun, permintaan terhadap dolar naik, ini selalu terjadi. Kenapa? Karena perusahaan itu membutuhkan dolar untuk bayar utang atau kirim deviden, atau juga reposisi portofolio dari surat berharga berdenominasi rupiah ke asing, terutama dolar AS. Jadi ini proses tiap tahun,” pungkasnya.

 

Bambang P.S. BrodjonegoroMenteri Keuangannilai tukarRupiahUS Dollar
Comments (0)
Add Comment